sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Impor bahan baku turun, dampak ke industri harus diwaspadai

Penurunan impor bahan-bahan kebutuhan industri tersebut akan mengganggu proses produksi.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Rabu, 15 Apr 2020 21:30 WIB
Impor bahan baku turun, dampak ke industri harus diwaspadai

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi penurunan impor bahan baku penolong dan barang modal untuk kebutuhan industri pada kuartal I-2020.

Kepala BPS Suhariyanto memaparkan pada kuartal I-2020 impor bahan baku penolong mencapai US$29,687 juta atau turun 2,82% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar US$40,668 juta.

Sementara, impor barang modal mencapai US$5,862 juta atau turun 13,07% dibandingkan dengan periode yang sama 2019 sebesar US$6,743 juta.

Menurut Suhariyanto, penurunan impor bahan-bahan kebutuhan industri tersebut akan mengganggu proses produksi sektor industri dan perdagangan. Lebih lagi sektor industri telah terpuruk sejak dua tahun terakhir.

"Kita perlu waspadai posisi impor kita di mana impor bahan baku turun 2,82% dan impor barang modal turun 13,07%, yang kemungkinan besar akan pengaruh ke sektor industri, perdagangan dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)," ujarnya dalam video conference, Rabu (15/4).

Sementara itu, berdasarkan data BPS, impor Indonesia menurut golongan penggunaan barang dan perubahannya, yang tumbuh meningkat pada kuartal I-2020 hanya golongan konsumsi.

Impor golongan konsumsi pada kuartal I-2020 sebesar US$3,617 juta atau meningkat 7,11% dibandingkan dengan periode yang sama 2019 yaitu US$3,377 juta.

"Selama Januari–Maret 2020, hanya golongan barang konsumsi yang mengalami peningkatan nilai impor sebesar US$240,1 juta jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ujarnya.

Sponsored

Namun, jika dilihat secara bulanan, selama Maret 2020, golongan barang konsumsi dan bahan baku penolong mengalami peningkatan masing-masing 43,80% atau US$386,3 juta dan 16,34% US$1,443 juta. Sebaliknya, golongan barang modal turun 1,55% atau US$28,4 juta.

Berita Lainnya
×
tekid