sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indonesia masuk 10 negara dengan startup unicorn terbanyak

Indonesia di bawah China yang memiliki 206 unicorn, Amerika Serikat 203, India 21, dan Inggris 13.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Jumat, 01 Nov 2019 13:05 WIB
Indonesia masuk 10 negara dengan startup unicorn terbanyak

Indonesia menjadi 10 besar negara dengan penghasil perusahaan rintisan (start up) bervaluasi di atas US$1 miliar atau unicorn terbanyak di dunia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan hal tersebut berdasarkan data Hurun Research Institute.

Luhut menyebutkan Indonesia masih tertinggal dari China yang memiliki 206 unicorn, Amerika Serikat 203 perusahaan, India 21, dan Inggris 13.

"Indonesia punya Gojek, Tokopedia dan Bukalapak tapi saya optimistis angka ini bisa terus meningkat," ujar Menko Luhut dalam Forum Archipelagic and Island States (AIS) Startup and Business Summit" (AIS-SBS) 2019 di Manado, Jumat (1/11).

Luhut mengatakan usaha rintisan di bidang digital akan menjadi penggerak ekonomi dunia di masa depan. Ada dua alasannya, pertama peluang yang besar di sektor ekonomi digital, di mana Indonesia memiliki 171 juta pengguna internet dan 130 juta pengguna telepon pintar (smartphone).

Alasan kedua, ada ribuan bahkan jutaan produk kreatif Indonesia menunggu untuk dikelola sebagai produk digital.

Sementara itu,  AIS Startup and Business Summit 2019 yang merupakan pertemuan tingkat pejabat tinggi dan pertemuan tingkat menteri AIS Forum ini dilaksanakan di Manado hingga 1 November 2019. Forum ini dihadiri oleh delegasi dari 23 negara yaitu Bahrain, Fiji, Komoro, Papua Nugini, Guinnea Bissau, Irlandia, Jamaica, dan Jepang.

Selanjutnya, negara Kiribati, Madagascar, Maladewa, Malta, Marshall Island, Palau, Filipina, Samoa, Seychelles, Srilanka, Saint Kitss and Navis, Timor Leste, Tonga, Cabo Verde, Papua Nugini.

Luhut berharap forum ini dapat membuka peluang kerja sama yang dapat membuat startup di negara-negara peserta AIS maju dan berkembang.

Sponsored

"Kita tunjukkan kepada teman-teman kita negara AIS bahwa Indonesia ini sedang berkembang, kalian juga bisa ajak startup-startup muda untuk melakukan ini," katanya.

Dalam perbincangan informal tersebut, Luhut membicarakan mengenai perkembangan bisnis startup di Indonesia.

"Kami punya startup seperti Aruna yang bisa memetakan situasi perikanan di laut. Mungkin Anda bisa mencoba untuk negara Anda," kata Luhut.

Lebih jauh, dia menceritakan bahwa Menteri Maladewa Ahmed Salih mengaku tertarik dan mungkin akan mengajak para pengusaha rintisan digital Indonesia untuk ke negaranya dan melakukan hal yang sama dengan yang mereka lakukan di Indonesia.

Luhut juga membagi pengalamannya selama bekerja di pemerintahan, terutama dalam membangun Papua. Ia bahkan mengatakan Forum AIS mungkin bisa digelar di Papua pada tahun depan.

"Anda bisa melihat Papua secara langsung dan menyaksikan secara langsung bagaimana kami membangun Papua dan rakyat Papua," imbuhnya.

AIS atau Forum Negara Kepulauan dan Negara Pulau merupakan forum kerja sama antara enam negara-negara kepulauan dan 41 negara-negara pulau.

AIS diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama dengan United Nations Development Programme (UNDP)/Badan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Forum itu diharapkan bisa menjadi wadah bagi anggotanya untuk bekerjasama dengan semua pemangku kepentingan antara lain sektor swasta, masyarakat sipil, dan akademisi tentang inisiatif perubahan iklim dan perlindungan laut.

AIS Forum 2019 membicarakan berbagai isu terkait bagi negara kepulauan dan potensinya, serta empat isu strategis. Empat isu tersebut yaitu mengurangi sampah laut; mendukung perlindungan ekosistem pantai dan laut, mendorong perekonomian lokal di tujuan-tujuan wisata; dan melindungi anak-anak dalam perjalanan pariwisata. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid