Indosat perluas jaringan di luar Pulau Jawa
Indosat Ooredo juga telah membangun 4.874 BTS tambahan. Dimana 51% merupakan BTS 4G. Total BTS Indosat pada akhir 2017 adalah 61.357 BTS

PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) akan memperluas ekspansi bisnisnya, terutama di luar Jawa. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan investasi dan belanja modal perusahaan menjadi sebesar Rp 8 triliun untuk tahun ini
"Peningkatan belanja modal ini merupakan wujud keseriusan perusahaan dalam mengeksekusi strategi perusahaan dalam meningkatkan kualitas jaringan, terutama di luar Jawa," terang President Director & CEO Indosat Ooredoo, Joy Wahyudi dalam keterangan tertulisnya.
Jumlah pelanggan seluler Indosat pada 2017 mencapai 110,2 juta pelanggan. Meningkat sebesar 24,5 juta pelanggan dibandingkan dengan 2016.
Indosat Ooredoo juga telah membangun 4.874 BTS tambahan. Dimana 51% merupakan BTS 4G. Total BTS Indosat Ooredoo pada akhir 2017 adalah 61.357 BTS.
Sepanjang tahun lalu, Indosat memperoleh laba bersih sebesar Rp 1,1 triliun atau naik sebesar 2,8% pada 2017. Pertumbuhan pendapatan cenderung stabil yakni berkisar di 2,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perusahaan juga mencatat pendapatan konsolidasian perusahaan sebesar Rp 29,9 triliun. Didukung oleh pertumbuhan pendapatan segmen B2B atau MIDI hampir 10% dan seluler sebesar 1,7%.
Pendapatan dari layanan data seluler juga tumbuh pesat sebesar 40,2% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 14,5 triliun. Berasal dari pertumbuhan pengguna smartphone.
Pada akhir 2017 Indosat Ooredoo memiliki 73 juta pengguna smartphone. Kontribusi pendapatan data seluler pada 2017 mencapai sekitar 60% terhadap total pendapatan seluler. "Meneruskan performa kuat dibanding tahun sebelumnya," ujar Joy Wahyudi.
Pertumbuhan Indosat Ooredoo juga ditopang efisiensi beban keuangan. Total utang dari pinjaman bank dan obligasi pada tahun 2017, turun 3,3% atau berkurang Rp 660,2 miliar dibanding 2016. Dimana tingkat bunga mengalami penurunan sekitar 0,36% poin. Porsi utang dalam denominasi US$ turun sebesar 49,9% dari US$ 180,1 juta pada 2016 menjadi sebesar US$ 90,3 juta pada 2017.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Darurat sampah saset: Produk murah dengan konsekuensi mahal
Minggu, 29 Jan 2023 08:28 WIB
Urgensi UU PPRT di tengah sengsara pekerja rumah tangga
Sabtu, 28 Jan 2023 15:40 WIB