sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Geliat industri mobil listrik, dari investasi hingga kurangi emisi gas

Bentuk industri hilirisasi yang sedang gencar dilakukan pemerintah ialah industri baterai kendaraan listrik dan produksi mobil listrik.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Rabu, 29 Jun 2022 18:52 WIB
Geliat industri mobil listrik, dari investasi hingga kurangi emisi gas

Komitmen Indonesia pada Conference of Parties  (COP) dan teratifikasinya Paris Agreement di 2016 untuk menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26% di 2030 dengan usaha sendiri mendorong pemerintah untuk memulai industri hilir.

Menilik realisasi investasi pada 2021, Indonesia berhasil mencapai nilai investasi sebesar Rp900 triliun dan tahun ini ditargetkan mencapai Rp1200 triliun.

Deputi Bidang Perencanaan dan Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indra Darmawan, menilai salah satu bentuk industri hilirisasi yang sedang gencar dilakukan pemerintah ialah industri baterai kendaraan listrik dan produksi mobil listrik. Keduanya diharap mampu menjadi lokomotif terealisasinya investasi nasional juga dalam upaya penurunan GRK.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), saat ini ada sekitar 16.000 mobil listrik di Tanah Air. Terbaru, sejak tiga bulan lalu Indonesia sudah memiliki kendaraan umum listrik pertamanya.

“Kita enggak pakai lama, sejak tiga bulan lalu kita sudah memiliki transportasi umum berbasis listrik pertama yang beroperasi di Jakarta. Ini pertama di kawasan Asia Tenggara,” jelas Indra dalam pemaparannya di webinar bertajuk “Ambisi Indonesia Kebangkitan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik” yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Kementerian Investasi – BKPM, Rabu (29/6).

Indonesia juga menargetkan untuk memproduksi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) hingga memenuhi pasar domestik mencapai 25% dari total penjualan kendaraan di pasaran pada 2030. Menurut Indra, target ini sudah mulai direalisasi dengan adanya komitmen pemerintah bersama investor untuk memproduksi baterai listrik yang mulai berjalan akhir 2022 di Jawa Tengah.

“Sudah ada beberapa produsen besar yang mulai realisasi industri EV di Indonesia, ada Foxconn yang sudah membuat MoU, LG, Contemporary Ampere Technology Co Liited (CATL), BSFW, VW, dan Tesla,” imbuh Indra.

Indra juga menjelaskan, proses investor untuk bisa merealisasi investasi di industri baterai kendaraan listrik dan EV ini cukup panjang. Berdasar pengalaman interaksi pemerintah dengan LG, industri bisa terealisasi setelah kurang lebih 25 kali negosiasi.

Sponsored

“Prosesnya sangat panjang saat itu. Kami mengubah MoU, ubah perjanjian, draf sampai menemukan kesepakatan. Negosiasinya memang berat, tapi BKPM terus berjuang untuk kejar realisasi investasi nasional Rp1200 triliun,” ujar Indra.

Menanggapi semangat Indonesia untuk mendirikan hilirisasi industri dengan membangun ekosistem elektrik, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) M. Arsjad Rasjid memperingatkan pemerintah untuk berhati-hati. Menurutnya, industri ini adalah bagian dari transisi energi, dan tentu akan memiliki dampak di masa mendatang. Oleh karena itu, Arsjad mengingatkan agar Indonesia juga memerhatikan skema kerja sama industri ini. 

“Ekosistem ini bukan hanya membangun pabrik mobil listrik dan baterainya saja, tetapi skema kerja sama Build-Operate-Localize (BOL) juga harus diperhatikan,” tegas Arsjad.

Dalam skema BOL tersebut, aspek localize atau lokalisasi sangat penting  agar ke depan mampu membangun industri kecil dan menengahsertan UMKM. Arsjad menilai, pada aspek ini negosiasi pemerintah dan investor harus dijaga, karena kesempatan tak datang dua kali.

“Karena yang ingin kita bangun, seperti yang sudah terjadi di Jepang dan Korea yaitu membangun industri kecil dan menengah juga UMKM. Hal ini penting supaya pondasi industri kuat ke depannya,” ungkap Arsjad.

Ia juga menambahkan, hal ini jadi perhatian penting bagi Kadin sehingga pemerintah bersama pihaknya akan bekerja sama dalam membangun ekosistem usaha yang akan datang. 

Berita Lainnya
×
tekid