sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jurus Sarinah ekspor kerajinan lokal ke Eropa dan Amerika

Badan usaha milik negara (BUMN) PT Sarinah (Persero) memiliki strategi untuk menggenjot pendapatan pada tahun 2019.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Jumat, 21 Des 2018 04:00 WIB
Jurus Sarinah ekspor kerajinan lokal ke Eropa dan Amerika

Badan usaha milik negara (BUMN) PT Sarinah (Persero) memiliki strategi untuk menggenjot pendapatan pada tahun 2019.

Salah satu caranya yaitu memperluas pasar ekspor untuk produk-produk kerajinan dan khas Indonesia. Perusahaan membidik wilayah Eropa dan Amerika Selatan sebagai pasar ekspornya. Sarinah juga akan menjajal pasar regional yaitu Myanmar dan Thailand. 

Direktur Utama Sarinah Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa mengatakan, tahun depan, perusahaan akan mengembangkan pasar baru di wilayah Asia dan negara-negar baru yang banyak terdapat tenaga kerja asal Indonesia.

“Targetnya yang menjadi sasaran kami itu China, kemudian Asia Tenggara. Kemarin kami sudah kirim batik ke Myanmar dan Thailand. Kami juga akan menjajal pasar Taiwan dan Filipina,” ujarnya di Jakarta, Kamis (20/12).

Dengan perluasan pasar tersebut, perusahaan berharap kontribusi ekspor akan meningkat. Mengingat, kontribusi ekspor masih kecil dibandingkan impor. 

“Sementara ini masih besar impor, ekspor kami jujur size-nya kecil, belum besar banget sampai Oktober baru capai kurang lebih US$1,6 juta,” katanya,

Selain menjajal pasar ekspor, perusahaan juga akan menggarap beberapa proyek properti pada tahun depan. Adapun proyek tersebut terdapat di Jakarta, Malang dan beberapa kota di Pulau Jawa.

“Di Thamrin kami bangun properti baru, gedung kedua di sisi Jalan Sunda itu akan di awal tahun kami akan kembangkan di Januari. Di Malang itu ada di Alun-alun Malang, kemudian kami akan bangun di Surabaya dan Semarang jadi ada empat proyek,” jelas Sugiarta.

Sponsored

Sugiarta menyebut, nilai investasi untuk protyek di Jakarta senilai Rp1,4 triliun. Sementara untuk luar Jakarta nilai investasinya tidak terlalu besar. 

Lebih lanjut ia berharap, dengan pembangunan ini manajemen optimistis untuk mencapai target pertumbuhan bisnis hingga double digit di tahun 2019.

Perusahaan yang menggarap segmen ritel, perdagangan eceran dan properti ini mengaku akan lebih inovatif untuk mengembangkan usahanya.

"Kami sekarang giat berkolaborasi di online, walaupun kontribusi online itu masih kecil. Secara nasional pun kan tidak sampai 5%, kami juga konstribusinya tidak sampai 3% tetapi ini merupakan peluang yang juga lagi kami kembangkan,” paparnya.

Salah satunya adalah menjadi marketplace bagi 1.200 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bisa memajang produknya di marketplace tersebut. Dengan demikian, Sarinah berharap bisa menjadi hub bagi produk UMKM supaya bisa dilirik pemain e-commerce lainnya.

Startegi lain dari perusahaan adalah memperbanyak gerai-gerai di bandara-bandara domestik. Bandara dijadikan salah satu tujuan ekspansi untuk lebih mendekatkan diri kepada pelanggan. 

“Pembukaan gerai ritel baru kami utamakan sinergi BUMN dengan Angkasa Pura I dan II. Kami akan bangun selain di hotel-hotel ya di bandara,” ujarnya.

Dirinya mengatakan bahwa untuk gerai bandara, saat ini perusahaan sudah membuka gerai di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, I Gusti Ngurah Rai Bali, Juanda Surabaya, Palembang, Kuala Namu Medan, Makassar hingga Semarang. 

“Nanti akan kami kembangkan ke bandara-bandara utama yang lainnya seperti di Batam, Balikpapan, dan Pontianak yang akan kami bangun pada tahun depan. Ini upaya kami untuk mendekatkan diri ke masyarakat,” lanjutnya.

Nantinya gerai tersebut akan dipenuhi dengan produk-produk khas Indonesia dan menggandeng pelaku usaha UMKM. 

Asal tahu saja, selain di bandara, Sarinah juga telah mengembangkan gerai di Arab Saudi. Pihaknya mengonfirmasi sudah mendapatkan mitra lokal untuk pembangunan ekspansi gerai.

“Kami jajaki Timur Tengah karena kita sebagai negara muslim terbesar, setiap tahun hampir 300.000 jamaah menunaikan ibadah haji dan umrah. Kami akan buka gerai di Makkah. Ini sedang kami jajaki dan tahun 2019 mudah-mudahan bisa direalisasikan,” ungkapnya.

Sejauh ini dirinya menyatakan baru berencana membuka dua gerai di luar negeri, yakni Makkah dan Jeddah. Nantinya, gerai tersebut akan mendukung kebutuhan jemaah haji dan umrah Indonesia di wilayah tersebut.

“Produk yang kami tawarkan kain wastra dan makanan yang paling utama, karena mereka (mitra lokal) sudah lihat produk-produk kami dan tertarik dengan hasil UMKM . Tetapi utamanya makanan lah,” kata Sugiarta.

Namun sayang, Sarinah belum memberi  tahu nilai investasi yang digelontorkan untuk menggarap pasar Arab Saudi tersebut. “Kami bekerja sama dengan salah satu perusahaan di sana, sudah ada. Tahun 2019 itu rencananya akan operasional,” ungkap dia.

Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa. (Foto: Eka Setiyaningsih/Alinea.id) 

Kinerja keuangan melejit

Manajemen Sarinah menyebut kinerja tahun ini ditopang dari bisnis ekspor dan impor. Bisnis tersebut merupakan kontribusi paling besar pada tahun ini.

Sampai dengan kuartal III-2018, perusahaan mencetak pertumbuhan pendapatan hingga 156%. Selain itu, dari sisi laba bersih, perusahaan juga mengalami pertumbuhan 27%. Sayang dirinya tak menjabarkan berapa nilai valuasi dari kinerja tersebut.

Tahun lalu, ritel menjadi salah satu kontribusi terbesar. Kemudian disusul properti dan trading, namun saat ini kontribusi terbesar justru disumbang oleh bisnis trading.

Trading itu sangat besar, ekspor dan impor kami besar karena kami punya license ekspor-impor. Kami baru mendekati impor dan ekspor beberapa produk kerajinan, pendapatan kami pertumbuhannya baik hampir 200%,” ujarnya.

Salah satu produk yang diimpor perusahaan antara lain minuman beralkohol hingga beras kualitas premium. Sedangkan untuk ekspor, perusahaan masih besar mengekpsor produk-produk kerajinan ke berbagai negara di Eropa dan Amerika Selatan.

“Ekspor kami kemarin terakhir itu ke Siprus, Jerman, Spanyol, Jamaika dan Djibouti dan paling banyak kerajinan rotan dari Cirebon seperti kursi pantai yang paling disukai. Itu sangat diminati oleh masyarakat Eropa, aklau ekspor sementara ini memang Eropa dan Amerika Latin,” pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid