sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kadin: 6 juta orang dirumahkan dan PHK selama pandemi

Untuk menghindari dampak lanjutan dari melonjaknya angka pengangguran dan kemiskinan, bisnis harus dijalankan dengan skema new normal.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Jumat, 29 Mei 2020 15:05 WIB
Kadin: 6 juta orang dirumahkan dan PHK selama pandemi

Pandemi Covid-19 berimbas terhadap lesunya dunia usaha. Sedikitnya 6 juta orang telah terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan selama merebaknya virus yang mulai menjangkiti Indonesia awal Maret lalu. 

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Shinta Kamdani mengatakan angka tersebut jauh lebih besar dari data yang dicatat oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dengan jumlah PHK dan dirumahkan sebanyak 2 juta orang.

"Kalau di data kami sudah ada 6 juta yang dirumahkan dan PHK, sedangkan data Kemenaker hanya 2 juta, sebenarnya lebih besar," katanya dalam diskusi online, Jumat (29/5).

Shinta menuturkan, sebagian besar pekerja dirumahkan karena perusahaan tak mampu membayar pesangon dan kewajiban lainnya jika memberlakukan PHK bagi karyawannya.

"Kebanyakan dirumahkan karena perusahaan tidak punya cashflow untuk PHK. Tekstil, hotel, dan restoran terdampak paling besar," ujarnya.

Dia memaparkan, industri hotel dan restoran telah merumahkan karyawannya sebanyak 1,4 juta orang, sementara industri tekstil mencapai 2,1 juta. Untuk sektor transportasi darat 1,4 juta, lalu ritel 400.000. Hal itu diperparah dengan tutupnya mal.

Dari aspek tenaga kerja, yang paling berisiko terdampak pandemi ini adalah pekerja paruh waktu yang jumlahnya sangat besar. Pekerja jenis ini paling banyak kehilangan pekerjaan karena terganggunya bisnis perusahaan.

Oleh karena itu, untuk menghindari dampak lanjutan dari melonjaknya angka pengangguran dan kemiskinan, bisnis harus dijalankan dengan skema new normal. Pasalnya, tidak ada yang dapat memastikan kapan situasi akan normal kembali.

Sponsored

"Jadi sudah waktunya kita hidup berdampingan dengan Covid-19 karena vaksin belum ditemukan," ujarnya.

Lebih lagi, jika terus menutup usaha, maka cashflow perusahaan yang telah terganggu selama tiga bulan terakhir akan terus memburuk. Termasuk untuk bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)

"Kalau kami lihat sekarang banyak UMKM yang mulai naik ke kelas menengah, kemudian turun lagi. Ini menjadi perhatian sangat penting," ucapnya.

Berita Lainnya
×
tekid