sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kenaikan harga BBM tak perhitungkan kemampuan masyarakat

BBM merupakan kebutuhan yang banyak diperlukan dan memengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat.

Gempita Surya
Gempita Surya Minggu, 11 Sep 2022 17:42 WIB
Kenaikan harga BBM tak perhitungkan kemampuan masyarakat

Sepekan sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diteken Sabtu (3/9), sejumlah kritik terhadap kebijakan ini terus muncul dari berbagai pihak.

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menilai, kenaikan ini tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat.

Anthony mengatakan, kenaikan harga BBM menimbulkan polemik. Hal ini tampak dari aksi menolak kenaikan harga BBM yang digaungkan berbagai elemen masyarakat pada pekan ini.

"Setiap kenaikan harga BBM akan membuat polemik, akan membuat bangsa ini terbelah. Ini karena pemerintahnya tidak mampu menetapkan secara filosofis apa dan bagaimana menentukan harga BBM," kata Anthony dalam diskusi Poligov soal dampak kenaikan BBM terhadap kemiskinan dan kepuasan masyarakat di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (11/9).

Menurut Anthony, BBM merupakan kebutuhan yang banyak diperlukan dan memengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat. Sehingga, BBM harus terjangkau oleh seluruh masyarakat.

"Artinya, pengeluaran BBM bagi masyarakat tidak boleh melewati sekian persen tertentu dari penghasilan bersihnya," ujarnya.

Dicontohkan Anthony, apabila penghasilan rata-rata masyarakat yakni Rp4 juta per bulan, maka pengeluaran untuk kebutuhan BBM diharapkan tidak lebih dari Rp200.000, atau sekitar 5% dari pendapatan. Dengan kenaikan harga, maka pengeluaran untuk kebutuhan BBM juga akan meningkat.

Menurutnya, hal ini akan berimbas pada menurunnya daya beli, sehingga pemenuhan terhadap kebutuhan-kebutuhan lain yang krusial akan berkurang.

Sponsored

"Artinya, ada belanja-belanja lainnya, pengeluaran lainnya harus dikurangi. Inilah kenapa harga BBM naik maka meningkatkan kemiskinan, karena kemampuan dia membeli barang-barang kebutuhan lain, mengenai sandang pangan akan berkurang," jelas Anthony.

Ditambahkannya, dampak dari kenaikan harga BBM ini tidak menjadi perhatian pemerintah. Alasan pemerintah menaikkan harga BBM untuk menekan beban subsidi APBN, tidak memerhatikan kondisi sosial masyarakat.

"Ini yang harus kita tuntut, transparansi dari pengelolaan APBN ini sendiri," ucap dia.

Sebelumnya, pemerintah meresmikan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax. Harga terbaru BBM bersubsidi dan nonsubsidi itu mulai berlaku pukul 14.30, Sabtu (3/9).

Harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, sementara harga Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter. Tidak terlewat, harga Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter.

Untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran PBBKB 5%, produk jenis Pertamax Turbo disesuaikan menjadi Rp15.900 per liter dari sebelumnya Rp17.900 per liter.

Sedangkan untuk produk jenis Dexlite, disesuaikan menjadi Rp17.100 per liter dari yang sebelumnya di angka Rp17.800 per liter. Lalu, Pertamina Dex menjadi Rp17.400 per liter dari yang sebelumnya Rp18.900 per liter.

Berita Lainnya
×
tekid