sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kimia Farma kepincut jualan obat secara online

Emiten farmasi pelat merah PT Kimia Farma (Persero) Tbk. kepincut menjual obat melalui apotek online pada era digitalisasi saat ini.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Jumat, 20 Apr 2018 02:41 WIB
Kimia Farma kepincut jualan obat secara online

Emiten farmasi pelat merah PT Kimia Farma (Persero) Tbk. kepincut menjual obat melalui apotek online pada era digitalisasi saat ini.

Direktur Utama Kimia Farma Honest Basyir mengatakan, peluncuran aplikasi apotek dalam jaringan (daring) itu bakal dilakukan paling lambat kuartal III/2018. Inovasi ini menjadi pelopor industri farmasi dalam penjualan obat di apotek online.

"Kami launching nanti, produk yang dijual bukan resep. Tetapi, produk-produk Kimia Farma yang tidak membutuhkan resep seperti obat, alat kesehatan dan kosmetik," ujarnya saat paparan publik di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (19/4).

Rencana perseroan memasuki bisnis digital itu dilakukan sembari menunggu regulasi yang digodok oleh pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan. Baginya, bisnis online terbilang lebih efisien bila dibandingkan dengan membuka gerai fisik. 

Tahun ini, emiten bersandi saham KAEF itu juga mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/Capex) senilai Rp3,5 triliun untuk ekspansi bisnis. 

Dana Capex akan digunakan untuk aksi organik melalui penyelesaian pembangunan pabrik di Bandung dan Cikarang senilai Rp1,2 triliun. Sisanya, sebesar Rp2,3 triliun akan digunakan untuk aksi anorganik dengan mengakuisisi tiga rumah sakit dan satu perusahaan farmasi.

Manajemen badan usaha milik negara (BUMN) itu bakal merogoh kocek internal untuk pendanaan Capex dan sindikasi dari perbankan. Kimia Farma masih memiliki sumber pendanaan dari emisi surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp600 miliar. 

Kimia Farma memang tengah gencar melakukan aksi anorganik untuk menggenjot kinerja. Setelah mengakuisisi perusahaan ritel asal Arab Saudi, KAEF juga tengah menjajaki 6-7 perusahaan yang bakal dicaplok.

Sponsored

Tidak berhenti di sana, manajemen KAEF bakal melebarkan sayap di kancah internasional, terutama ke Timur Tengah dan Afrika. Perseroan juga bakal memasuki lini bisnis properti pada tahun ini lantaran aset yang tersebar di seluruh Indonesia perlu dimonetisasi.

Dari sisi organik, Kimia Farma bakal menambah 200 unit apotek baru, klinik ditambah 50-100 unit, laboratorium diagnostik 5-10 secara terintegrasi. Sehingga, pendapatan perseroan ditargetkan tumbuh 10% year-on-year (yoy).

Bagi dividen & rombak direksi

Sementara itu, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan memutuskan untuk membagi dividen tunai Rp99,5 miliar. Dividen tersebut setara 30% dari laba bersih tahun lalu Rp331,7 miliar.

“Laba bersih perusahaan meningkat sebesar 22,13% dari tahun sebelumnya sebesar Rp271,6 miliar,” ujarnya.

Tahun lalu, KAEF mengantongi pendapatan sebesar Rp6,13 triliun, naik 5,44% dari 2016 yang mencapai Rp5,81 triliun. Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan tahun 2017 mencapai Rp 1,15 triliun atau meningkat 145,31% yoy yang digunakan untuk modal kerja, investasi rutin, dan pengembangan usaha.

Selain untuk dibagikan sebagai dividen tunai, laba bersih tahun lalu akan digunakan untuk dana cadangan. Sisanya dibukukan sebagai laba ditahan.

Adapun, RUPST juga memutuskan untuk merombak jajaran pengurus perseroan. Perombakan terjadi pada jajaran komisaris.

Berikut susunan pengurus baru Kimia Farma:

Komisaris
Komisaris Utama: Untung Suseno Sutarjo
Komisaris Independen: Wahono Sumaryono
Komisaris Independen: Nurrachman
Komisaris: Muhammad Umar Fauzi
Komisaris: Chrisma Aryani Albandjar

Direksi
Direktur Utama: Honesti Basyir
Direktur Keuangan: IGN Suharta Wijaya
Direktur Pengembangan Bisnis: Pujianto
Direktur Produksi dan Supply Chain:Verdi Budidarmo
Direktur Umum dan Human Capital: Arief Pramuhanto
 

Berita Lainnya
×
tekid