sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Membedah startup unicorn, dari ambisi hingga kontribusi pada negeri

Belum banyak yang paham betul perkembangan startup di Indonesia sampai kontribusinya buat negara.

Membedah startup unicorn, dari ambisi hingga kontribusi pada negeri

Ekspansi, lebih penting dari valuasi

Untuk menjalankan roda bisnis, startup mencari berbagai pendanaan. Namun, pada praktiknya, status unicorn belum tentu menjamin startup memperoleh pendanaan yang mudah.

Pemodal ventura dari Ideosource, Andy S Boediman menjelaskan, pihaknya  cenderung oportunistik untuk berinvestasi ke perusahaan rintisan. 

Dia menilai gelar unicorn bukan pertimbangan utama. Pemodal lebih mengincar startup dengan potensi perkembangan dan ekspansi yang agresif.

"Kami lebih memilih yang punya fokus bisnis jelas, lebih likuid, bahkan mengincari IPO atau merger dan akuisisi," kata dia.

Dia juga menilai startup unicorn lebih cocok dikelola perusahaan besar atau sebagai asset management. 

"Unicorn akan cocok jika mereka melakukan IPO sehingga cocok untuk pension fund, asset management dan retail investor," katanya. 

Untuk itu, pihaknya lebih suka mendanai startup yang belum digunakan oleh banyak pihak (early/seed stage), 

Sponsored

Andy juga mengatakan saat ini Ideosource sedang fokus ke industri film. Dia menargetkan pembiayaan sebesar US$10 juta dalam 2 tahun ini. "Kami akan fokus ke seed, series A dan B," lanjutnya.

Regulasi, harga mati

Kemunculan dan perkembangan perusahaan rintisan di Indonesia memang tidak bisa dibendung. Dalam riset tahunannya, Daily Social menyatakan pada 2017 total investasi ke perusahaan rintisan sekitar US$ 3 miliar. 

Sekitar US$ 1,6 miliar hingga US$ 2,8 miliar di antaranya masuk ke tiga unicorn, yaitu Gojek, Tokopedia dan Traveloka. 

Investor paling aktif memberikan pendanaan ke startup (sebesar 54%) adalah investor lokal, diikuti oleh investor Amerika Serikat, Singapura, dan Tiongkok. Hingga akhir 2017, terdapat sedikitnya 230 startup di Indonesia.

Peta investasi ke startup di Indonesia (Startup Report 2017 Daily Social)

Dengan demikian, industri ini harus dikawal agar mampu berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Pengamat telekomunikasi dan informatika Alexander Rusli menilai ekonomi digital bisa diandalkan untuk mendorong perkonomian di Indonesia. 

Mantan CEO Indosat Ooredoo ini juga mengatakan perusahaan rintisan juga tidak harus melulu bergerak di bidang e-commerce. Startup berpotensi untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia.

"Indonesia bisa untuk menciptakan untuk industri baru yang saat ini belum kelihatan. Bisa yang sifatnya membutuhkan micropayment, bisa dialihkan ke jasa-jasa yang sifatnya lebih kecil," kata Alex.

Di sisi lain, Alex mengatakan pemerintah perlu segera merespons perkembangan industri digital termasuk menjamurnya startup. Regulasi yang tegas sangat dibutuhkan untuk menciptakan iklim usaha yang sehat, namun tidak abai pada nasib konsumen.

Alex menyebut saat ini startup masih didanai oleh perusahaan asing. Hal ini disebabkan investor dalam negeri tidak berani untuk mengambil risiko yang besar.

"Investor lokal itu masih banyak yang belum mature, belum terlalu berani mengambil risiko. Karena kebanyakan masyarakat Indonesia lebih mementingkan keuntungan dahulu,” ujarnya.

Jika ditinjau lebih jauh, empat industri digital yang kini telah menjadi unicorn Indonesia lebih banyak dikuasai oleh pemodal asing. Gojek mendapat suntikan dana dari Tencent Holdings, JD.com, New World Strategic Investment, Google, Temasek Holdings, Hera Capital, Astra International dan GDP Ventures. 

Begitu juga Tokopedia, dengan investor asing dari Alibaba Group, Softbank Group, dan Sequoia Capital. Kemudian Bukalapak, dengan investor asing dari Ant Financial, Mirae Asset, Naver Asia, GIC, dan Emtek Grup dari Indonesia.

Terakhir, Traveloka, dengan pemodal dari Expedia, GFC dan Sequoia Capital dari AS, Hillhouse Capital, dan JD.com. 

Oleh karena itu, Alexander mendorong pemerintah untuk menggulirkan regulasi khusus agar investasi dalam negeri ke startup bisa meningkat. 

Pada akhirnya, startup diharapkan menjadi solusi bagi masyarakat. Selain itu, startup juga bisa memacu laju pertumbuhan ekonomi negara. 

(Rakhmad H/Robi Ardianto)

Berita Lainnya
×
tekid