sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Neraca Pembayaran Indonesia defisit US$400 juta di kuartal II-2021

Pada kuartal sebelumnya, NPI tercatat surplus US$4,1 miliar.  

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Jumat, 20 Agst 2021 17:42 WIB
Neraca Pembayaran Indonesia defisit US$400 juta di kuartal II-2021

Bank Indonesia (BI) mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II-2021 mengalami defisit sebesar US$400 juta. Pada kuartal sebelumnya, NPI tercatat surplus US$4,1 miliar.  

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan defisit tergolong rendah ditopang oleh defisit transaksi berjalan yang tetap rendah dan surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut. 

"NPI pada kuartal II-2021 tetap baik, sehingga mendukung ketahanan eksternal," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Jumat (20/8).

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2021 mencapai US$137,1 miliar, relatif sama dibandingkan posisi pada akhir Maret 2021. 

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.

"Defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2021 tetap rendah meski meningkat sejalan dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik," ujarnya.

Sementara itu, transaksi berjalan pada kuartal II mencatat defisit sebesar US$2,2 miliar atau 0,8% dari produk domestik bruto (PDB), meningkat dibandingkan dengan defisit kuartal sebelumnya yang sebesar US$1,1 miliar atau 0,4% dari PDB.

Perkembangan ini, sambungnya, dipengaruhi oleh peningkatan surplus neraca barang, yang didukung oleh kenaikan ekspor seiring peningkatan permintaan negara mitra dagang utama dan harga komoditas dunia.

Sponsored

Sedangkan, defisit neraca pendapatan primer meningkat akibat kenaikan pembayaran imbal hasil investasi berupa dividen seiring perbaikan kinerja korporasi pada periode laporan. 

Defisit neraca jasa juga meningkat, antara lain disebabkan oleh defisit jasa transportasi yang melebar akibat peningkatan pembayaran jasa freight impor barang.

Adapun, transaksi modal dan finansial pada kuartal II-2021 kembali mencatat surplus, ditopang oleh investasi langsung dan investasi portofolio. 

Pada kuartal II-2021, transaksi modal dan finansial mencatat surplus sebesar US$1,9 miliar atau 0,7% dari PDB. Hal ini melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar US$5,5 miliar atau 2,0% dari PDB. 

"Surplus tersebut ditopang oleh aliran masuk neto (net inflows) investasi langsung yang meningkat menjadi sebesar US$5,3 miliar terutama dalam bentuk modal ekuitas," ujarnya.

Di samping itu, net inflows investasi portofolio tetap terjaga sebesar US$4,4 miliar, meski sedikit turun dari US$4,9 miliar pada kuartal sebelumnya sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlangsung.

 

Berita Lainnya
×
tekid