sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Defisit neraca perdagangan Indonesia capai US$5,51 miliar

Neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami defisit di bulan Oktober 2018 mencapai US$1,02 miliar.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Kamis, 15 Nov 2018 12:23 WIB
Defisit neraca perdagangan Indonesia capai US$5,51 miliar

Badan Pusat Statiatik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit di bulan Oktober 2018 senilai US$1,02 miliar. Defisit terjadi lantaran impor Indonesia bulan Oktober tercatat US$17,62 miliar, sedangkan ekspor Indonesia sebesar US$15,8 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan defisit terjadi pada migas yang mencapai  US$1,42 miliar. Di mana, impor migas Oktober tercatat senilai US$2,9 miliar, adapun ekspor migas senilai US$1,48 miliar. 

"Secara detail, migas terdiri dari ekspor impor minyak tanah, hasil minyak dan gas yang alami defisit US$1,42 miliar," ujar Suhariyanto saat jumpa pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (15/11).

Neraca dagang non migas juga mengalami defisit US$393 juta, di mana impor non migas mencapai US$14,7 miliar dan ekspor non migas senilai US$14,3 miliar.

Neraca perdagangan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

Defisit/surplus

(US$756 juta) (US$52,9 juta) US$1,12 miliar (US$1,63 miliar) (US$1,46 miliar) US$1,71 miliar (US$2,01 miliar) (US$944 miliar) US$314 juta (US$1,82 miliar)

Sumber: BPS

Jika diakumulasi, neraca dagang Indonesia Januari hingga Oktober tercatat defisit US$5,51 miliar. 

Menurut Suhariyanto, pergerakan impor selama September sempat turun cukup tajam. Tapi, biasanya kembali menanjak hingga Desember. Meski demikian, dia optimistis pemerintah bisa mengendalikan impor. Diperkirakan, impor konsumsi ada pengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi di kuartal IV. Berdasarkan data BPS, barang konsumsi yang meningkat ada buah-buahan, anggur, jeruk mandarin, dan pelampung.

Sponsored

"Menjadi pekerjaan rumah yang cukup besar untuk menurunkan defisit ini dengan berbagai kebijakan. Nantinya akan ada kebijakan yang menyentuh neraca jasa," tutur dia. 
 

 

Berita Lainnya
×
tekid