sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Neraca perdagangan Mei surplus, BPS: Bukan berita menggembirakan

Ekspor Mei mengalami penurunan 14,40% atau hanya berada di angka US$10,53 miliar dibandingkan April 2020

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Senin, 15 Jun 2020 12:28 WIB
Neraca perdagangan Mei surplus, BPS: Bukan berita menggembirakan

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2020 mengalami surplus sebesar US$2,09 miliar, setelah bulan sebelumnya mengalami defisit US$0,37 miliar.

Kendati begitu, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto memaparkan surplus neraca perdagangan pada Mei dirasa kurang menggembirakan karena didorong oleh penurunan ekspor dan impor yang cukup dalam.

"Dengan demikian, Mei neraca perdagangan mengalami surplus US$ 2,09 miliar. Kalau kita lihat terciptanya surplus kurang menggembirakan karena ekspor turun, dan impor kita juga turun curam," katanya dalam konferensi video, Senin (15/6).

Dia menjelaskan, ekspor Mei mengalami penurunan 14,40% atau hanya berada di angka US$10,53 miliar dibandingkan April 2020 yang mencapai US$12,16 miliar. Demikian juga dibanding Mei 2019 menurun 28,95% (year on year/yoy).

Rinciannya, ekspor nonmigas Mei 2020 mencapai US$9,88 miliar, turun 14,81% dibanding April 2020. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Mei 2019, turun 27,81%.

"Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Mei 2020 mencapai US$64,46 miliar atau menurun 5,96% dibanding periode yang sama 2019, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$60,97 miliar atau menurun 3,50%," ujarnya.

Sementara itu, impor Mei juga mengalami penurunan yang sangat curam. Tercatat impor Mei mengalami penurunan 32,65% atau mencapai US$8,44 miliar dibandingkan April 2020 yang mencapai US$12,53 miliar. Demikian juga apabila dibandingkan Mei 2019 turun 42,20%.

Penurunan impor tersebut disumbang oleh nonmigas Mei 2020 mencapai US$7,78 miliar atau turun 33,36% dibanding April 2020. Apabila dibandingkan Mei 2019 juga turun 37,34%.

Sponsored

Sedangkan, impor migas Mei 2020 mencapai US$0,66 miliar atau turun 23,04% dibanding April 2020, demikian juga apabila dibandingkan Mei 2019 turun 69,87%.

Nilai impor seluruh golongan penggunaan selama Januari hingga Mei 2020 juga mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan terjadi pada golongan barang konsumsi, bahan baku atau penolong, dan barang modal masing-masing 10,32%, 15,28%, dan 19,75%.

"Penurunan impor ini golongan barang konsumsi, bahan baku, dan barang modal perlu diwaspadai karena dia berpengaruh besar kepada industri kita dan berpengaruh pada komponen investasi dan sisi pengeluaran," ucapnya.

Berita Lainnya
×
tekid