sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan capai 59% akhir 2019

Proyek ini akan menjadi kereta cepat yang pertama beroperasi di Asia Tenggara.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Selasa, 14 Mei 2019 16:09 WIB
Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan capai 59% akhir 2019

Pemerintah menargetkan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung mencapai 59% sebelum akhir 2019. Saat ini konstruksi kereta cepat tersebut baru mencapai 17,5%.

"Makanya kalau sekarang 17,5 persen, tujuh bulan lagi kami bisa targetkan sampai 59 persen karena kami harapkan sudah tidak ada kendala yang signifikan," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno saat meresmikan terowongan kereta cepat di Walini, Jawa Barat, Selasa (14/5).

Rini juga menargetkan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung rampaung pada 2020. Pada 2021 bisa dilakukan uji coba running kereta tersebut.

Di samping itu, Rini mengatakan proyek ini akan menjadi kereta cepat pertama yang beroperasi di Asia Tenggara. Rini menjelaskan, Malaysia tengah membangun infrastruktur serupa di Kuching.

"Makanya kita harus kejar-kejaran supaya kita duluan yang jalan atau beroperasi, sehingga kita bisa mengatakan Indonesia di Asia Tenggara punya kereta cepat duluan," katanya.

Lebih lanjut, Rini mengatakan, pembebasan lahan untuk proyek ini sudah hampir 100%. Selain itu, perizinan pembangunan telah didukung dengan baik oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna.

Bagi Rini, tersambungnya terowongan Walini merupakan milestone baru dalam pembangunan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung (KCJB).

Setelah pengerjaan yang dilaksanakan selama 15 bulan, tunnel dengan panjang 608 meter ini menjadi tunnel pertama dari 13 tunnel KCJB lainnya yang berhasil ditembus.

Sponsored

Membangun kota baru

Sementara itu, Rini mengungkapkan tujuan utama pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung untuk membangun kota-kota baru. Saat ini, kata Rini, pembangunan dan aktivitas perekonomian hanya terpusat di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Bandung.

Rini berharap, kehadiran kereta tersebut bisa menciptakan pemerataan ekonomi sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat. "Jadi harapannya pembangunan 142,7 kilometer jalur kereta cepat Jakarta-Bandung ini hanya permulaan. Mudah-mudahan dari Jakarta sampai ke Surabaya bisa dibangun juga kereta cepat, sehingga di antaranya akan terbangun kota-kota baru," kata Rini.

Sementara itu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menyatakan akan membangun properti baru di sekitar proyek kereta cepat. Ada tiga kawasan besar yang menjadi pusat pembangunan yakni Karawang, Tegalluar, dan Walini.

Menurut data yang dilansir Wika, total lahan yang akan dibangun menjadi kawasan komersial dalam jalur proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini seluas 1.988 hektare.

Total lahan itu terdiri dari Halim seluas 18 hektare, Karawang seluas 250 hektare, Tegalluar 450 hektare dan Walini seluas 1.270 hektare.

Kereta api cepat Jakarta-Bandung ini akan diintegrasikan dengan Transit Oriented Development (TOD) guna menciptakan pusat ekonomi baru. Pendapatan tidak hanya berasal dari tiket, namun juga dari aktivitas-aktivitas perekonomian di area TOD. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid