close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, meresmikan dua pasar tradisional yang telah direvitalisasi di Kabupaten Cirebon, Jabar, pada Jumat (4/3/2022). Dokumentasi Pemprov Jabar
icon caption
Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, meresmikan dua pasar tradisional yang telah direvitalisasi di Kabupaten Cirebon, Jabar, pada Jumat (4/3/2022). Dokumentasi Pemprov Jabar
Bisnis
Sabtu, 05 Maret 2022 12:53

Pemprov Jabar tuntas revitalisasi 21 pasar tradisional

"Kita akan terus memperbaiki pasar agar ekonomi rakyat jadi nomor satu lagi pascapandemi Covid-19."
swipe

Sebanyak 21 pasar tradisional di Jawa Barat (Jabar) telah selesai direvitalisasi. Pemerintah provinsi (pemprov) setempat menargetkan perbaikan menyasar 25 titik.

"[Sebanyak] 21 pasar direvitalisasi dengan dana sebesar Rp229,7 miliar dari bantuan keuangan Pemda Provinsi Jawa Barat," kata Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, Sabtu (5/3).

Pasar Pasalaran dan Pasar Kue Weru di Cirebon adalah dua proyek belakangan baru selesai direvitalisasi. Perbaikan Pasar Pasalaran memakan anggaran Rp9,2 miliar, sedangkan Pasar Kue Waru Rp13,5 miliar.

"Biasanya saya hanya meresmikan satu pasar, tapi sekarang sekaligus dua pasar di Cirebon, menandakan betapa pentingnya revitalisasi pasar," jelasnya, menukil situs web Pemprov Jabar.

Kang Emil, sapaannya, menambahkan, Pemprov Jabar akan merevitalisasi satu pasar tradisional pada tahun ini. Anggaran yang disapkan Rp4 miliar.

"Kita akan terus memperbaiki pasar agar ekonomi rakyat jadi nomor satu lagi pascapandemi Covid-19," janji mantan Wali Kota Bandung ini.

Pasca-direvitalisasi, dirinya berharap, tidak ada lagi pasar tradisional di "Bumi Pasundan" yang kumuh dan semrawut. Dengan demikian, masyarakat semakin nyaman berbelanja dan animonya membaik.

"Saya juga senangnya ke pasar tradisional karena pemilik tokonya adalah masyarakat umum, bisa sambil berdialog dan tawar menawar. Di situlah letak kearifan lokalnya," ucapnya.

Di sisi lain, pengelola pasar bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dan bank bjb dalam penyediaan pembayaran melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Layanan ini diharapkan membuat proses transaksi lebih cepat, aman, dan mudah.

"Ini menjadi target kedua, di mana masyarakat tidak lagi bayar tunai, tapi nontunai lewat QRIS yang akan jadi standar baru," ujarnya.

"Hari ini, semua orang pegang handphone dan paham digital. Semoga QRIS ini menjadi kebiasaan baru di masyarakat dalam bertransaksi," pungkas Kang Emil.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan