sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pintu baru start-up unicorn masuk bursa saham lewat IPO

Bursa Efek Indoensia (BEI) sudah membuka "pintu baru" bagi para perusahaan start-up berstatus unicorn yang ada di Indonesia untuk IPO.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Rabu, 20 Mar 2019 21:22 WIB
Pintu baru start-up unicorn masuk bursa saham lewat IPO

Bursa Efek Indoensia (BEI) sudah membuka "pintu baru" bagi para perusahaan start-up berstatus unicorn yang ada di Indonesia untuk mencatatkan saham di papan perdagangan melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). 

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia mengaku telah melakukan pendekatan intensif kepada empat unicorn Tanah Air. Keempat unicorn tersebut adalah Go-Jek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia untuk listing di bursa.

"Sudah diskusi dan sudah ketemu. Tapi tergantung dari pemegang saham mereka," ujar Nyoman di Siam Square Resto, Jakarta, Rabu (20/3).

Unicorn merupakan istilah dari perusahaan rintisan (start-up) dengan valuasi senilai US$1 miliar setara Rp14 triliun (kurs Rp14.000 per dollar Amerika Serikat).

Bursa juga telah melakukan relaksasi aturan untuk mengakomodasi perusahaan start-up melakukan IPO. Relaksasi tersebut bukan hanya untuk perusahaan manufaktur tetapi juga perusahaan yang valuasinya berdasarnya aset tidak berwujud (intangible).

Peraturan tersebut sudah tercantum dalam peraturan 1A yang mengakomodasi start-up unicorn untuk melangsungkan IPO dengan berdasarkan pendapatan yang diperoleh. 

“Kita sudah akomodasi buat mereka yang intangible tinggi. Kami beri pintu masuk berbeda. Kami sudah beri ruang ke mereka untuk tercatat tanpa terkendala peraturan sebelumnya. Ada laba enggak? market cap berapa? Revenue berapa? Seharusnya bisa, ambilnya dari revenue,” ujarnya.

Namun, kata Nyoman, start-up unicorn tersebut membutuhkan persetujuan dari para pemegang sahamnya terlebih dahulu sebelum IPO. "Selain itu, layaknya mencari pasangan, para start-up unicorn juga perlu mempertimbangkan apakah publik merupakan pasangan yang tepat," kata dia.

Sponsored

Pasalnya, para pemegang saham antara lain adalah investor-investor asing. “Kami tunggu dari mereka, call ada di mereka. Jadi mereka perlu dapat approval dari pemegang saham. Jadi untuk go public, tunangan atau ber-partner itu perlu berpikir beberapa kali apakah publik pasangan pas, kemudian baru preparation,” ujarnya.

Saat ini, bursa hanya bisa menunggu keputusan dari start-up unicorn untuk melaksanakan IPO. “Jadi sekali lagi, pintu sudah kita buka lebih dari satu, masuk dari pintu mana, kita sudah beri kesempatan. Kami pada saat ini pada posisi menunggu. Jadi jangan di-push, sehingga mereka bisa secara jernih jadi perusahaan tercatat," ucapnya.

Berita Lainnya
×
tekid