sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PPKM level 3, ini dampaknya pada pasar modal

Pemerintah menerapkan PPKM level 3 di sejumlah daerah menyusul adanya lonjakan kasus Covid-19, terutama oleh varian Omicron.

Anisatul Umah
Anisatul Umah Rabu, 09 Feb 2022 10:10 WIB
PPKM level 3, ini dampaknya pada pasar modal

Pemerintah kembali menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 di wilayah aglomerasi Jabodetabek, Yogyakarta, Bali, hingga Bandung Raya. Kebijakan ini diproyeksikan akan berdampak negatif pada pasar modal.

Hal tersebut disampaikan Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah. Dia mengatakan, sentimen pasar modal bakal negatif akibat pembatasan ini.

"Pengetatan PPKM menghadapi gelombang tiga pandemi akan berdampak negatif ke pasar modal," ucapnya kepada Alinea.id, Rabu (9/2).

Namun demikian, menurutnya, pelaku pasar diperkirakan sudah memahami jika kondisi ini bakal berlangsung singkat, sekitar dua bulan, sehingga dampaknya tergolong ringan.

"Bahkan, para investor yang memiliki risk appetite tinggi akan memanfaatkan turunnya harga sementara ini untuk masuk," jelasnya.

Lalu, saham apa saja yang layak dikoleksi selama harganya turun? Menurutnya, pergerakan teknikal dan sentimen pasar tidak mengenal sektor.

Investor disebutnya bisa melakukan analisis saham-saham mana yang mengalami penurunan karena faktor teknikal atau sentimen pasar untuk dikoleksi.

"Saham-saham yang secara sektoral selama ini tidak terpengaruh negatif oleh pandemi kalau mengalami penurunan harga bisa dikoleksi, misal sektor perbankan," tuturnya.

Sponsored

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai, dampak dari PPKM level 3 takkan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi. Pasar, pendapatnya, sudah terinformasi dengan baik soal potensi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron.

"Pasar sudah well informed soal kemungkinan lonjakan varian Omicron sejak Desember lalu. Jadi, tidak ada faktor yang buat investor buru buru melepas saham," paparnya.

Berita Lainnya
×
tekid