sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Realisasi investasi tak setinggi penciptaan lapangan kerja

Realisasi investasi sebesar Rp1.207,2 triliun pada 2022 hanya menciptakan 1.305.001 lapangan kerja.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Selasa, 07 Feb 2023 14:50 WIB
Realisasi investasi tak setinggi penciptaan lapangan kerja

Realisasi investasi Indonesia pada 2022 diklaim menembus Rp1.207,2 triliun atau naik 106% dari target yang dicanangkan. Kucuran modal tersebut juga disebut membuka 1.305.001 lapangan pekerjaan atau naik 8% dibandingkan capaian 2021.

Menurut anggota Komisi VI DPR, Darmadi Durianto, jumlah lapangan pekerjaan yang dihasilkan tidak signifikan. Apalagi, negara melalui Undang-Undang (UU) Cipta Kerja mencanangkan 2,7 juta-3 juta penciptaan lapangan kerja per tahun.

"Penambahan tenaga kerjanya ini enggak cukup besar, tidak sesuai dengan target investasinya," katanya, melansir situs web DPR. "Banyak kritikan bahwa investasinya harus berkualitas menciptakan lapangan kerja, menekan pengangguran."

Darmadi pun meminta Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga fokus meningkatkan kualitas investasi guna memperluas penciptaan lapangan kerja. Apalagi, pemerintah menargetkan Rp1.4000 triliun investasi yang masuk pada 2023.

Selain itu, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini meminta Kementerian Investasi/BKPM meningkatkan koordinasi dengan kementerian/lembaga lainnya, khususnya dalam memelihara investasi yang sudah masuk. Sebab, banyak investor yang mengeluhkan sulitnya mempertahankan keberlanjutan bisnis di Indonesia.

"Tentu kita berharap [Menteri Investasi/Kepala BKPM] Pak Bahlil bisa koordinasi dengan kementerian lain supaya bisa lebih mengerti. Kita mohon nanti dengan target yang begitu besar, tentu dengan tinggi lagi targetnya Rp1.400 triliun, kita harapkan tentu lebih kondusif," tuturnya.

Kemudian, Darmadi mendorong Kementerian Investasi/BKPM meningkatkan sosialisasi tentang sistem perizinan berusaha (online single submission/OSS). Alasannya, layanan ini belum banyak diketahui masyarakat.

"Kemarin Imlek di Lapangan Banteng, UMKM banyak itu. Saya datangi satu-satu [UMKM dan tanya], 'Tahu enggak NIB (nomor induk berusaha)?' Rata-rata enggak tahu. Bayangkan, di Jakarta enggak tahu [NIB], bagaimana dengan di daerah? lebih enggak tahu lagi," ujarnya. "Sosialisasi penting sekali."

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid