sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Volume produksi meningkat, laba SSMS tumbuh 33,7%

Kenaikan laba didorong oleh peningkatan volume produksi, yang mengangkat penjualan sebesar 19% year on year (yoy) menjadi Rp 3,24 triliun.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Kamis, 22 Mar 2018 10:21 WIB
Volume produksi meningkat, laba SSMS tumbuh 33,7%

Perusahaan sektor perkebunan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mencatat kenaikan laba bersih 33,7% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 787,1 miliar pada akhir Desember 2017. 

Chief Executive Officer SSMS Vallauthan Subraminam mengatakan melonjaknya laba didorong oleh peningkatan volume produksi, yang mengangkat penjualan sebesar 19% year on year (yoy) menjadi Rp 3,24 triliun. 

"Perusahaan mempertahankan marjin kotor, marjin usaha, dan margin bersih pada tingkat yang sehat masing-masing 53,2%, 36,6%, dan 24,3% semuanya meningkat pesat dari tahun 2016," tuturnya.

Pada akhir 2017, SSMS memiliki hasil Tandan Buah Segar (TBS) rata-rata 21,6 metrik ton per hektare (MT/ha), jauh di atas rata-rata industri yang sebesar 13,5 MT/ha. Adapun produksi TBS SSMS mencapai 1,26 juta MT untuk periode tersebut atau naik 16,7% dari tahun sebelumnya. 

Valluthan optimistis bisa memproduksi lagi kelapa sawit lebih tinggi. Sebab dari 97.335 (ha) lahan sawit yang dimilikinya, pihaknya telah membudidayakan sekitar 73.353 ha. 

"Sehingga kami memiliki ruang untuk menumbuhkan produksi lebih tinggi lagi di tahun-tahun mendatang," ujarnya. 

Dengan pertumbuhan produksi TBS, rata-rata hasil Crude Palm Oil (CPO) sebesar 5,1 MT/Ha, jauh di atas rata-rata industri sebesar 4,0 MT/Ha. Produksi CPO per Desember 2017 mencapai 294.613 MT, meningkat 18,4% dari tahun ke tahun.

Awal tahun ini, SSMS menerbitkan obligasi global senilai US$ 300 juta melalui anak perusahaannya di Singapura dan telah mengalami kelebihan permintaan sebanyak lebih dari empat kali. Obligasi global ini sekaligus ditandai sebagai obligasi global pertama yang diterbitkan oleh perusahaan perkebunan Indonesia setelah lebih dari 12 tahun jeda.

Sponsored

CFO SSMS Nicholas J. Whittle SMSS mengatakan dana hasil penerbitan obligasi digunakan untuk membiayai kembali pinjaman jangka panjang dan mendukung belanja modal perusahaan, serta menyediakan dana konservasi sebesar US$ 10 juta. 

Berita Lainnya
×
tekid