Cegah kerugian gagal panen, petani di Gowa didorong daftar asuransi tanaman
Asuransi usaha tanaman padi atau AUTP bersifat melindungi petani jika terjadi kegagalan panen agar tidak merugi.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa mendorong petani untuk mendaftar asuransi usaha tanaman padi atau AUTP. Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Nurlyah Djamir mengatakan, AUTP bersifat melindungi petani jika terjadi kegagalan panen agar tidak merugi.
"Sehingga ketika dia (petani) ada gagal panen, bisa diganti biaya produksinya. Apalagi dengan perubahan cuaca yang bisa ikut mempengaruhi kondisi di Kabupaten Gowa," kata Nurlyah saat Coffee Morning bersama Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan serta jajaran organisasi perangkat daerah (OPD), Senin (1/8/).
Nurlyah menjelaskan, produksi padi di Kabupaten Gowa pada tahun 2020 mencapai 416.778 ton. Produksi itu mengalami peningkatan dibanding 2021 sebesar 423.480 ton.
Menurut Nurlyah, sebagai langkah untuk menjaga produktivistas hasil pertanian, pihaknya juga melakukan peningkatan indeks pertanaman (IP). Jika selama ini hanya dua kali panen, maka ke depan akan dimaksimalkan agar bisa panen 3 kali, bahkan empat kali dalam setahun.
Lebih lanjut, Nurlyah menyampaikan, salah satu upaya yang dilakukan dengan membuat demplot IP 400 untuk tanaman empat kali seluas 50 Ha, di Bajeng 30 Ha dan Bajeng Barat 20 Ha.
"Kalau ini bisa, maka kami akan meminta kembali bibit genjah yaitu benih padi yang cepat masa panennya," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan mengatakan, saat ini 54,69% daerah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau.
“Saat ini 54,69 % daerah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Tentu ini akan berdampak pada produktifitas pertanian dan perkebunan dan lainnya mengalami penurunan, terutama wilayah pertanian yang mengandalkan tanah hujan,” jelasnya.
Adnan meminta jajarannya memaksimalkan lahan-lahan produktif yang ada di Kabupaten Gowa. Lahan-lahan yang yang memiliki sistem irigasi yang baik harus didorong agar bisa berproduksi tiga kali dalam setahun.
“Lahan-lahan yang memilki produktifitas baik dijaga kalau perlu tambah subsidi, pupuk, atau bibit. Sawah-sawah yang teraliri air harus bisa didorong untuk produksi tiga kali dalam setahun. Desa dan kelurahan yang memiliki lahan produktif juga harus dijaga dengan baik,” harapnya.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Pertarungan capres di lumbung suara Jawa Barat
Sabtu, 23 Sep 2023 06:06 WIB
Riak-riak di tubuh PSI: "Bagi saya, PSI tak lagi istimewa..."
Jumat, 22 Sep 2023 06:29 WIB