sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Invasi imigran menghantui Amerika Serikat

Iring-iringan imigran asal Honduras, Guatemala, dan El Salvador tengah bergerak mencapai Amerika Serikat.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 01 Nov 2018 18:09 WIB
Invasi imigran menghantui Amerika Serikat

Iring-iringan yang terdiri dari ribuan imigran Amerika Tengah tengah bergerak menuju perbatasan Amerika Serikat-Meksiko untuk mencari suaka. Menimpali hal ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengirim 5.200 pasukan ke kawasan perbatasan. 

Pasukan yang tergabung dalam operasi Faithful Patriot ini akan menjaga kawasan perbatasan di negara bagian Texas, Arizona, dan California dari apa yang disebut Trump sebagai "invasi" imigran. 

Pengerahan prajurit ini menambah jumlah 2.100 personel Garda Nasional yang sudah ada di perbatasan atas permintaan Trump pada April lalu.

Iring-iringan imigran tersebut sempat beristirahat di Juchitan, selatan Meksiko, saat menunggu hasil diskusi perwakilan mereka dengan otoritas setempat mengenai peminjaman bus. Namun karena otoritas menolak, para imigran harus kembali berjalan kaki. 

Pada Rabu (31/10), otoritas Meksiko menyatakan mereka tidak menyetujui perihal penyediaan 12 bus untuk mengantar sekitar 4.000 orang ke Kota Meksiko. 

Mereka berencana untuk menempuh jarak 57 kilometer pada pukul 03.00 dini hari waktu setempat dari Juchitan menuju ke Santa Maria Jalapa del Marques. Juchitan diketahui berjarak 1.450 kilometer dari tanah Amerika Serikat.

Menanggapi imigrasi besar-besaran ini, pendirian pemerintah Meksiko dinilai kontradiktif antara membantu atau menghalangi para imigran. Tindakan mereka terbelah antara para otoritas negara yang tidak mau membuat jengkel Presiden Trump, dan simpati yang dimiliki masyarakat Meksiko yang telah lama menghadapi penganiayaan sebagai imigran. 

Pada masa seminggu pertama terjadinya iring-iringan, Kepolisian Meksiko beberapa kali mengenakan peraturan keselamatan yang tidak masuk akal, salah satunya dengan memaksa para imigran turun dari bus mini berbayar.

Sponsored

Namun di sisi lain, baru-baru ini sebagai tindakan kemanusiaan, pihak otoritas dari badan perlindungan imigran di Meksiko telah menyediakan kendaraan bagi wanita dan anak-anak. 

Presiden Trump menanggapi hal ini melalui cuitan pada akun Twitter resminya. Dia menulis bahwa para imigran terdiri dari para pejuang tangguh yang melawan berbagai rintangan.

Rombongan pengungsi ini terdiri dari mereka yang melarikan diri dari Honduras, Guatemala, dan El Salvador. Para imigran meninggalkan negara mereka karena takut akan penganiayaan, kemiskinan, dan kekerasan.

Iring-iringan ini dimulai pada 12 Oktober saat sebanyak 160 orang dari kota San Pedro Sula, Honduras, berkumpul di terminal bus untuk memulai perjalanan mereka keluar dari kampung halaman. 

Perjalanan ini mereka lakukan demi melepaskan diri dari pengangguran dan ancaman kekerasan di Honduras.

Setelah kabar ini tersebar, pada 13 Oktober rombongan imigran yang pada awalnya hanya ratusan membengkak jadi lebih dari seribu. 

Dalam perjalanan mereka melewati Guatemala dan El Salvador, beribu-ribu imigran lainnya turut bergabung dalam rombongan. Pada 22 Oktober, diperkirakan sebanyak 7.000 orang tergabung dalam iring-iringan ini.

Namun, karena lelah akan perjalanan panjang yang harus ditempuh, beberapa imigran dikabarkan telah kembali pulang dan ada pula yang mencari suaka di Meksiko. 

Per Selasa (30/10), ada sebanyak 3.500 orang dalam iring-iringan yang bergerak di selatan Meksiko. Ditambah lagi ada rombongan kedua yang terdiri dari sekitar 1.000 imigran yang hanya berjarak 321 kilometer di belakang rombongan pertama.

Rombongan ketiga berisi 500 imigran dari El Salvador sudah mencapai Guatemala dan rombongan keempat yang terdiri dari 700 imigran telah berangkat keluar dari San Salvador, ibu kota El Salvador pada Rabu kemarin. (BBC dan ABC News) 

Berita Lainnya
×
tekid