sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Amnesty International: 106 demonstran Iran tewas

Sambungan internet di Iran dilaporkan masih terputus total hingga saat ini.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 20 Nov 2019 12:59 WIB
Amnesty International: 106 demonstran Iran tewas

Amnesty International pada Selasa (19/11), mengatakan bahwa 106 pemrotes tewas di 21 kota di Iran selama kerusuhan yang terjadi akibat protes kenaikan harga bahan bakar pekan lalu.

"Penempak jitu telah menembaki kerumunan demonstran dari atap dan dalam satu kasus dari helikopter," sebut LSM itu.

Mereka mendasarkan pernyataan tersebut pada laporan yang menurut mereka dapat dipercaya dari para saksi, video yang diverifikasi dan informasi dari para aktivis HAM.

"Kami meyakini bahwa jumlah korban sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi, dengan sejumlah laporan menyatakan bahwa 200 orang tewas," kata Amnesty International dalam laporannya.

LSM tersebut mengklaim laporannya mengungkap pola mengerikan dari pembunuhan ilegal oleh pasukan keamanan Iran, yang telah menggunakan kekuatan berlebihan dan mematikan untuk menghancurkan sebagian protes yang berlangsung damai. 

Mereka menambahkan bahwa pasukan intelijen dan keamanan tidak memulangkan jenazah korban ke keluarga mereka dan memaksa orang lain untuk menguburnya dengan cepat tanpa autopsi independen.

Demonstrasi dimulai pada Jumat (15/11), setelah harga bahan bakar naik setidaknya 50%.

Juru bicara Kementerian Kehakiman Iran Gholamhossein Esmaili mengklaim protes telah reda pada Selasa, sehari setelah Pengawal Revolusi Islam Iran memperingatkan akan mengambil tindakan tegas jika aksi tidak juga berhenti. Bersama dengan afiliasinya, Basij, Pengawal Garda Revolusi Iran pernah terlibat dalam tindakan memadamkan kerusuhan pada akhir 2017, di mana setidaknya 22 orang dilaporkan tewas.

Sponsored

Namun, sejumlah video yang diunggah di media sosial menunjukkan protes masih terjadi di sejumlah kota pada Senin malam dan kehadiran pasukan keamanan di jalan-jalan.

Video tersebut tidak dapat diverifikasi. Ada pun pihak berwenang mengatakan bahwa 1.000 demonstran telah ditangkap.

Anggota pasukan keamanan dan polisi dilaporkan turut menjadi korban tewas. ISNA pada Senin (18/11) menyebut bahwa tiga orang ditikam mati di dekat Teheran.

Para demonstran yang terdiri dari kalangan pemuda dan kelas pekerja Iran mengekspresikan kemarahan mereka pada standar hidup, korupsi dan kesenjangan sosial yang semakin dalam antara si kaya dan si miskin.

Komisi HAM PBB menuturkan telah menerima laporan soal kematian puluhan orang dalam protes di Iran. Mereka menyuarakan keprihatinan tentang penggunaan amunisi tajam oleh pasukan keamanan serta mendesak pihak berwenang untuk mengekang penggunaan kekuatan dalam upaya membubarkan demonstrasi.

"Ini jelas sangat signifikan, situasi yang sangat memprihatinkan dan tersebar luas di seluruh negeri," ujar juru bicara Komisi HAM PBB Ruper Colville di Jenewa.

Pada Minggu (17/11), Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei menyalahkan kekacauan pada musuh asing, termasuk Amerika Serikat. Dia melabeli pengunjuk rasa sebagai penjahat.

Frustasi disebut telah tumbuh di Negeri Para Mullah menyusul devaluasi tajam mata uang dan kenaikan harga roti, beras serta bahan pokok lainnya sejak AS mulai memberikan tekanan pada Iran untuk menegosiasi ulang kesepakatan nuklir 2015.

Pemerintah Iran sendiri menekankan bahwa kenaikan harga dimaksudkan untuk meningkat sekitar US$2,55 miliar per tahun untuk subsidi tambahan bagi 18 juta keluarga dengan pendapatan rendah.

CNN pada Selasa melaporkan bahwa sambungan internet di Iran masih terputus total di hari ketiga setelah pemerintah mencabutnya. Sejumlah ahli berspekulasi bahwa peristiwa ini merupakan upaya pemerintah untuk menghentikan aliran informasi dan meredam demonstrasi.

"Dampaknya luar biasa tidak proporsional karena (membuat) hampir tidak mungkin bagi orang untuk berkomunikasi satu sama lain ... dan masyarakat tidak bisa mengakses informasi," kata David Kaye, pelapor khusus PBB untuk promosi dan perlindungan hak kebebasan berpendapat dan berekspresi. (Reuters dan CNN)

Berita Lainnya
×
tekid