Bersejarah, pertama kali setelah Perang Teluk II, Presiden Mesir datangi Irak
Hubungan diplomatik Mesir - Irak putus sejak 1990 setelah Irak dengan Saddam Husssein menginvasi Kuwait.
Kedatangan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi ke Bagdhad Minggu (27/6) merupakan sejarah. Ini pertama kali kepala negara Mesir datang ke Irak, sejak 1990.
Hubungan diplomatik kedua negara putus setelah Irak dengan Presiden Saddam Husseinnya menginvasi Kuwait pada 1990.
Namun, belakangan, Hubungan antara kedua negara terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak pejabat senior dari kedua negara bertukar kunjungan.
Kunjungan Sisi ke Irak merupakan bagian dari pertemuan puncak antara Mesir, Yordania dan Irak yang dimaksudkan untuk memperkuat kerjasama keamanan, ekonomi, perdagangan dan investasi antara tiga negara Arab.
Sejarah diplomatik Mesir-Irak
Hubungan antara Irak dan Mesir memburuk pada tahun 1977, ditandai dengan perjanjian damai Mesir dengan Israel. Irak tidak suka akan sikap Mesir tersebut. Pada tahun 1978, Baghdad menjadi tuan rumah pertemuan puncak Liga Arab yang mengutuk dan mengucilkan Mesir karena menerima kesepakatan Camp David .
Namun, dukungan material dan diplomatik Mesir yang kuat untuk Irak dalam perang dengan Iran menyebabkan hubungan yang lebih hangat dan banyak kontak antara pejabat senior, meskipun perwakilan tingkat duta besar masih belum terjalin.
Sejak 1983, Irak telah berulang kali menyerukan pemulihan "peran alami" Mesir di antara negara-negara Arab. Pada Januari 1984, Irak berhasil memimpin upaya Arab di dalam OKI untuk memulihkan keanggotaan Mesir.
Hubungan kembali kedua negara kembali memburuk pada tahun 1990 terkait krisis Perang Teluk II, ketika Irak menginvasi Kuwait. Mesir yang bergabung dengan koalisi PBB juga ikut memaksa Irak keluar dari Kuwait. Belakangan keduanya hubungan membaik. Mesir sekarang menjadi salah satu mitra dagang utama Irak.