sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Delapan tewas dalam serangan Israel ke Gaza

Satu dari delapan korban tewas adalah seorang prajurit dari unit khusus pasukan pertahanan Israel.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 13 Nov 2018 10:08 WIB
Delapan tewas dalam serangan Israel ke Gaza

Tujuh warga Palestina, termasuk militan lokal, terbunuh dalam serangan Israel di Gaza. Enam korban adalah anggota kelompok Hamas yang menguasai Gaza, sementara satu lainnya merupakan anggota dari Popular Resistance Comittees (PRC).

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan seorang prajurit unit khususnya yang terlibat dalam penyerangan ini tewas dan satu mengalami luka ringan.

Aksi saling serang ini bermula kala unit Israel yang menggunakan kendaraan sipil melepas tembakan di kota Khan Yunis pada Minggu (11/11).

Menurut keterangan pihak Palestina, pasukan Israel berjarak sekitar 3 km dari Jalur Gaza ketika mereka menembaki anggota Hamas. Salah satu korban tewas dari adu tembak ini adalah komandan Hamas Nur Barakeh.

Serangan dilanjutkan dengan gempuran rudal udara yang Israel luncurkan, dan pada Senin (12/11) Palestina membalas dengan melajukan terjangan meriam kecil yang salah satunya mengenai bus Israel.

Awalnya dikabarkan bahwa kendaraan tersebut kosong, namun pihak rumah sakit Israel menyatakan seorang warga berusia 19 tahun terluka parah akibat serangan tersebut.

Akibat bentrokan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mempersingkat kunjungannya ke Paris dalam acara peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I. Dia segera kembali ke Israel.

Karena sifat kerahasiaan dari operasi, Israel belum mengungkapkan detail rinci mengenai misi mereka. IDF menyebut, operasi ini tidak berniat membunuh atau menculik para teroris, tetapi bertujuan untuk memperkuat keamanan Israel.

Sponsored

Letjen IDF Gadi Eisenkot mengatakan unit Israel tersebut telah "melaksanakan misi yang penting bagi keamanan Israel."

Taktik penyusupan untuk mengincar petinggi Hamas seperti ini sudah tidak pernah digunakan oleh Israel. Dengan diberlakukannya lagi taktik serupa, diduga akan makin memicu ketegangan di perbatasan Gaza-Israel.

Seorang mantan jenderal Israel berpendapat bahwa kemungkinan besar insiden ini merupakan operasi intelijen yang salah.

Karena menurutnya, operasi yang melibatkan unit khusus Israel di Gaza akan sangat jarang mendapatkan eksposur seperti ini.

Juru bicara dari Hamas Fawzi Barhoum mengecam insiden tersebut dan berpendapat bahwa tindakan ini merupakan serangan pengecut dari Israel.

Ada apa dengan Israel dan Hamas?

Hamas memenangkan pemilu Palestina pada 2006 silam dan memperkuat kuasanya di Jalur Gaza setelah menyingkirkan fraksi Fatah yang mengusung Presiden Mahmoud Abbas.

Walau Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pimpinan Abbas telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel, Hamas bersikeras menggunakan kekerasan melawan Israel.

Sama seperti Israel, Mesir juga mempertahankan blokade Gaza sejak 2006 demi menghentikan penyerangan dari militan.

Israel dan Hamas telah berperang sebanyak tiga kali, namun roket dari Gaza serta serangan udara dari Israel yang menargetkan militan kerap terjadi.

Insiden pada hari Minggu kemarin berlangsung setelah adanya kemajuan dari proses mediasi yang ditengahi oleh PBB dan Mesir pasca-peningkatan ketegangan antara Israel-Palestina dalam beberapa bulan terakhir. 

Sejak Maret 2018, lebih dari 200 warga Palestina di Gaza terbunuh oleh pasukan Israel. Kebanyakan korban tewas dalam aksi protes mingguan yang mereka lakukan di perbatasan. Mereka berunjuk rasa untuk menuntut hak menempati kembali rumah nenek moyang mereka yang kini diduduki Israel.

Merespons hal ini, Israel mengatakan prajuritnya hanya melepaskan tembakan dalam situasi pembelaan diri atau pada penyerang yang berusaha menyusupi wilayah mereka dengan cara menyamar sebagai pengunjuk rasa. (BBC)

Berita Lainnya
×
tekid