sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Demi depak Netanyahu, Partai Arab Israel dukung Gantz

Pemilu Israel pada Selasa (17/9) belum dapat memutuskan siapa yang memimpin negara itu menyusul tidak satupun partai mencapai ambang batas.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 23 Sep 2019 10:15 WIB
Demi depak Netanyahu, Partai Arab Israel dukung Gantz

Aliansi politik Joint List yang dihuni oleh partai-partai yang didominasi orang Arab di Israel pada Minggu (22/9) memutuskan mendukung blok kiri tengah yang dipimpin Benny Gantz, yang menantang sayap kanan pimpinan PM Benjamin Netanyahu, untuk membentuk pemerintahan baru.

Sementara itu, Presiden Reuven Rivlin, yang memulai konsultasi dengan para pemimpin partai pada hari Minggu untuk membahas siapa yang seharusnya memimpin negara itu setelah tidak ada pemenang yang jelas dalam pemilu, menyarankan agar Gantz dan Netanyahu bersatu. Meski demikian, tidak jelas pula siapa yang akan menjadi mitra senior.

"Terserah pada dua partai besar, yang pertama dan yang kedua ukurannya nyaris sama untuk bergabung ... agar kalian dapat bersama-sama mengelola dan membangun sebuah sistem yang menghadirkan pemerintahan yang stabil," ujar Presiden Rivlin. "Itulah yang diinginkan rakyat. Tidak satu orangpun dari kita dapat mengabaikan itu."

Peran presiden sebagian besar bersifat seremonial, tetapi termasuk berkonsultasi dengan berbagai faksi dan memilih pemimpin partai mana yang memiliki peluang terbaik untuk membentuk koalisi.

Partai Likud Netanyahu gagal untuk kedua kalinya dalam satu tahun dalam mengamankan pemilu yang dilaksanakan pada Selasa (17/9). Dan Gantz sejauh ini menolak permintaan Netanyahu untuk bergabung dalam sebuah pemerintahan persatuan.  

Adapun dalam pemilu, Joint List menempati urutan ketiga dengan perolehan 13 kursi di parlemen. Dengan sokongan 

Hanya ada sedikit perbedaan dalam kampanye dua kubu utama terkait sejumlah isu krusial. Berakhirnya era Netanyahu dinilai tidak akan mungkin membawa perubahan signifikan dalam kebijakan tentang hubungan dengan AS, permusuhan terhadap Iran atau bahkan konflik Palestina.

Netanyahu dan Gantz dilaporkan tengah mencari sekutu potensial lainnya dan yang menonjol adalah mantan menteri pertahanan Avigdor Lieberman yang memimpin Partai Yisrael Beiteinu.

Sponsored

Lieberman sendiri pada Minggu kembali menegaskan seruannya atas pembentukan pemerintahan persatuan. Dia menyatakan tidak merekomendasikan salah satu kandidat dalam pertemuannya dengan Presiden Rivlin.

Upaya menghentikan Netanyahu 

Ayman Odeh, pemimpin Joint List, menulis di New York Times yang dipublikasikan pada Minggu bahwa 13 anggota parlemen aliansi yang akan datang telah memutuskan untuk merekomendasikan Gantz karena dukungan tersebut akan menciptakan mayoritas yang diperlukan untuk mencegah masa jabatan lain dari Netanyahu.

"Ini harusnya menjadi akhir dari karier politiknya," tulis Odeh.

Rekomendasi anggota parlemen asal Joint List yang disampaikan Odeh dan sejumlah politikus lainnya kepada Presiden Rivlin dalam pertemuan pada Minggu malam disebut mencerminkan ketidaksabaran warga Arab untuk berintegrasi lebih penuh ke dalam masyarakat Israel dan harapan agar persoalan-persoalan yang mereka hadapi mendapat perhatian lebih dari anggota parlemen.

"Tidak ada keraguan soal aspek historis dari apa yang kami lakukan sekarang," tutur Odeh dalam pertemuannya dengan Rivlin yang disiarkan langsung. 

Dalam tulisannya di the Times, Odeh menyatakan, "Orang Arab Israel telah memilih menolak Benjamin Netanyahu, politiknya yang penuh ketakutan dan kebencian dan ketidaksetaraan serta perpecahan yang dia kembangkan selama dekade terakhir."

Walau memberikan dukungan kepada Gantz, namun koalisi Joint List menolak duduk di pemerintahan yang dipimpin Gantz karena tidak sependapat dengan seluruh agendanya.

Terakhir kali anggota parlemen Arab merekomendasikan perdana menteri adalah pada 1992, ketika dua partai Arab menyokong Yitzhak Rabin. Saat itu, mereka juga tidak duduk di pemerintahan.

Di the Times Odeh juga menuliskan bahwa keputusan untuk mendukung Gantz dimaksudkan sebagai "pesan yang jelas bahwa satu-satunya masa depan untuk negara ini adalah masa depan bersama, dan tidak ada masa depan bersama tanpa partisipasi penuh dan setara dari warga Palestina."

Netanyahu dan Partai Likudnya merespons marah dukungan Joint List terhadap Gantz. Dia pun melanjutkan kampanye antiArab seolah-olah pemilu belum berlangsung.

"Sekarang ada dua pilihan ... Apakah itu pemerintahan minoritas yang bergantung pada mereka yang menolak Israel sebagai negara Yahudi dan demokratis serta memulikan teroris yang membunuh tentara dan warga sipil kita atau pemerintahan nasional yang luas," sebut Netanyahu dalam sebuah klip yang dirilis setelah pertemuan Joint List dan Presiden Rivlin.

"Saya tahu apa jawabannya dan Anda juga," lanjut Netanyahu, "Itulah sebabnya saya akan bekerja sekeras mungkin untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional yang luas."

Pemilu pada Selasa 17 September merupakan kali kedua dalam tahun ini. Pemilu pertama pada April berujung kebuntuan setelah Netanyahu gagal mengamankan dukungan untuk membentuk pemerintahan. Rivlin menyatakan bahwa dia akan melakukan apa saja untuk menghindari pemilu ketiga di tahun ini. (Reuters, BBC dan New York Times)

Berita Lainnya
×
tekid