sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Demonstrasi kembali terjadi di Sri Lanka menyikapi jam malam

Ada sekitar 750 demonstran turun ke jalan menyikapi krisi ekonomi Sri Lanka.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Senin, 04 Apr 2022 16:10 WIB
Demonstrasi kembali terjadi di Sri Lanka menyikapi jam malam

Pengunjuk rasa di Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo, mengadakan banyak demonstrasi kecil dan damai atas krisis ekonomi yang diumumkan pemerintah pekan lalu. Pengunjuk rasa juga menentang pemberlakuan jam malam nasional. 

Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa di pusat kota Kandy. Seorang pejabat senior polisi mengatakan, petugas menggunakan gas air mata dan meriam air untuk menghentikan protes mahasiswa di Kandy. 

"Ada sekitar 750 demonstran, tetapi tidak ada penangkapan yang dilakukan," kata Juru Bicara Polisi, Nihal Thalduwa seperti dikutip Reuters, Senin (4/4).

Thalduwa mengatakan, lebih dari 600 orang ditangkap di provinsi sebelah barat karena melanggar perintah jam malam dibebaskan dengan jaminan yang diberikan oleh polisi. 

Sponsored

Presiden Gotabaya Rajapaksa mengumumkan keadaan darurat pada hari Jumat (1/4) ketika negara itu bergulat dengan kenaikan harga, kekurangan barang-barang penting, dan pemadaman listrik bergilir. Pada Sabtu (2/4), pemerintah menerapkan jam malam di seluruh negeri setelah protes berubah menjadi kekerasan.

Pada Minggu (3/4) sore, pemerintah mencabut blok yang telah ditempatkan di platform media sosial termasuk Facebook, Twitter dan Whatsapp beberapa jam sebelumnya. Ketua Komisi Regulasi Telekomunikasi Jayantha de Silva mengatakan, langkah itu dilakukan atas instruksi dari Kementerian Pertahanan.

Para kritikus mengatakan, akar krisis yang terburuk dalam beberapa dekade terletak pada salah urus ekonomi oleh pemerintah dan menyebabkan permasalahan berlarut-larut. Krisis dipercepat oleh pemotongan pajak yang dijanjikan Rajapaksa selama kampanye pemilihan 2019 dan diberlakukan beberapa bulan sebelum pandemi Covid-19. Kebijakan itu justru memperparah perekonomian Sri Lanka.

Berita Lainnya
×
tekid