sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dorong keberhasilan BRI, China perkuat konektivitas antarmasyarakat

BRI merupakan kebijakan yang diusung Presiden Xi yang melibatkan pembangunan infrastruktur dan konektivitas melalui skema investasi global.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 21 Jun 2019 20:34 WIB
Dorong keberhasilan BRI, China perkuat konektivitas antarmasyarakat

Kedutaan Besar China di Indonesia bekerja sama dengan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) meluncurkan Silk Road Community Building Initiative di Indonesia & Dialog lembaga swadaya masyarakat (LSM) Indonesia-China.

Acara yang digelar di Hotel Mulia, Jakarta, pada Jumat (21/6) itu merupakan salah satu misi penting dari kunjungan Wakil Ketua Kongres Rakyat Nasional (NPC) dan Presiden the Chinese Association for International Understanding (CAFIU) Ji Bingxuan ke Indonesia.

Bersama dengan Ji, sejumlah perwakilan LSM asal China dan Indonesia akan bertukar pendapat dalam sesi "Open Dialogue between Chinese & Indonesian NGOs".

Tujuan dari dialog itu adalah untuk memfasilitasi pembicaraan konstruktif terkait pembangunan BRI, menjelajahi peluang kerja sama antara LSM dari kedua negara, serta meningkatkan relasi antarmasyarakat Indonesia dan China.

"Hubungan antarmasyarakat menjadi fondasi kokoh hubungan bilateral China dan Indonesia. Presiden Xi Jinping pun telah melihat konektivitas masyarakat sebagai salah satu prioritas dan fondasi penting dalam pembangunan Belt and Road Initiative (BRI)," tutur Ji.

BRI merupakan proyek kebijakan luar negeri yang diusung oleh Presiden Xi yang melibatkan pembangunan infrastruktur dan konektivitas melalui skema investasi global.

Tujuannya adalah untuk membangun kembali konektivitas berbasis daratan yang disebut sebagai belt dalam inisiatif tersebut. Konektivitas daratan tersebut akan membentang dari China ke wilayah lain di Asia, Eropa, dan seterusnya.

Selain itu, seperti dilansir dari media Jerman Deutsche Welle, melalui BRI, China juga berupaya menguatkan konektivitas jalur maritim atau road, disebut sebagai 21st Century Maritime Silk Road, yang meliputi Laut Cina Selatan, Pasifik Selatan, dan Samudera Hindia.

Sponsored

Menurut Ji, hubungan China dan Indonesia tidak boleh berfokus hanya pada level antarpemerintah (G2G), tetapi juga harus menyoroti pentingnya konektivitas antarmasyarakat (P2P).

"Presiden Xi menegaskan BRI harus menjunjung tinggi nilai dan konsep pengembangan yang mementingkan masyarakat. Hal itu perlu dilakukan agar hasil BRI dapat dinikmati semua pihak dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan serta kondisi ekonomi setempat," jelasnya.

CAIFU, jelasnya, bertugas untuk meningkatkan pengertian dan kerja sama China dengan negara asing dengan cara mendorong komunikasi, memelihara perdamaian, dan meningkatkan pembangunan komunitas bersama.

"Tujuan saya kali ini memimpin delegasi CAIFU yaitu untuk meningkatkan rasa saling pengertian dan kerja sama antara masyarakat China dan Indonesia," ungkapnya. "Selain itu, kami berharap dialog antar-LSM dapat memberikan fondasi kokoh bagi masyarakat terkait pembangunan BRI di Indonesia."

Ji menilai LSM sebagai faktor penting untuk menghubungkan dan menyuarakan harapan masyarakat masing-masing negara.

Demi mendorong keberhasilan pembangunan BRI, sejumlah LSM dari China menggagas Silk Road Community Building Initiative di KTT kedua BRI yang diselenggarakan di Beijing, China, pada akhir April.

Melalui inisiatif dan dialog antar-LSM itu, Ji berharap akan mendorong komunikasi dan kerja sama LSM di kedua negara di berbagai bidang.

"Saya harap baik LSM dari China maupun Indonesia dapat bergerak dan menjunjung tinggi prinsip kerja sama, saling bersinergi, serta meningkatkan kesejahteraan bersama," lanjutnya.

Senada dengan Ji, Wakil Ketua CAIFU Ai Ping menegaskan bahwa konektivitas masyarakat antara China dan Indonesia perlu ditingkatkan untuk menjamin keberhasilan BRI.

"Upaya membangun komunitas bersama ini dapat melancarkan jalan kerja sama bagi kedua pihak," jelas Ai dalam kesempatan yang sama.

Sebagai mitra penyelenggara, salah satu penggagas FPCI, Dino Patti Djalal, berharap pertemuan kali ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh kedua pihak.

"Ini pertama kali konsep BRI didiskusikan di tingkat akar rumput yakni melalui dialog antar-LSM. Dari pengalaman saya sebagai diplomat, membangun kepercayaan di level masyarakat itu penting, tidak hanya di level pemerintahan saja," tutur mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat itu.

Dialog antar-LSM itu, tambahnya, dapat menjadi kesempatan meluruskan mispersepsi terkait BRI yang beredar di masyarakat Indonesia.

"Melalui dialog ini, kita jamin BRI serta hubungan bilateral Indonesia-China tidak hanya kuat di level pemerintah, tetapi juga di level masyarakat sehingga P2P jadi pilar penting bagi BRI," ungkapnya.

Berita Lainnya
×
tekid