sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gagal di Perang Yaman, Raja Saudi pangkas petinggi militer

Penguasa Arab Saudi Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud memecat para petinggi militer dan merombak kabinet.

Dika Hendra
Dika Hendra Selasa, 27 Feb 2018 16:49 WIB
Gagal di Perang Yaman, Raja Saudi pangkas petinggi militer

Pencopotan sejumlah petinggi militer dan perombakan kabinet ditempuh Raja Saudi, menyusul kegagalan negara ini di Perang Yaman. Mereka yang dipecat adalah kepala staf militer Jenderal Abdul Rahman bin Saleh al-Bunyan. Selain itu, pria kelahiran 31 Desember 1935 ini juga mencopot kepala angkatan darat dan angkatan udara. Sebagai gantinya ia menunjuk Letnan Jenderal Fayyad bin Hamed al-Ruwayli sebagai kepala staf militer yang baru.

Terobosan baru juga diambil dengan memasukkan unsur perempuan dalam kabinetnya. Dia menunjuk Tamadur bin Youssef al-Ramah sebagai deputi menteri tenaga kerja. Itu menjadi posisi yang dipegang perempuan.

"Dia (Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman) merupakan orang yang mengendalikan negara. Tak ada yang meragukan pendapat itu," ujar James Dorsey, peneliti senior Sekolah Kajian Internasional S Raja Ratnam di Singapura, dilansir Al Jazeera. Salah satu yang selalu dilakukan putra mahkota, lanjutnya, adalah mengubah struktur pemerintahan Arab Saudi.

Menurut Dorsey, semua orang akan melihat perubahan personel di tubuh militer dan pemerintahan sipil. "Dia (Mohammed) ingin menempatkan orang-orangnya dan membangun pencitraan kerajaan," paparnya.

Memang tidak ada alasan resmi pergantian pucuk pimpinan militer tersebut. Namun, pergantian posisi ini dikaitkan dengan kritikan pedas dunia internasional terhadap Aran Saudi atas perang di Yaman. Banyak serangan udara Saudi justru salah sasaran dengan target warga sipil, seperti pabrik dan pasar.

Koalisi Saudi meluncurkan serangan militer pada Maret 2015 setelah pemberontak Houthi menguasai Sanaa, ibu kota Yaman. Semenjak itu, Yaman menjadi medan konflik di mana Iran memberikan dukungan kepada Houthi.

"Permasalahan dengan penilaian dampak perang di Yaman merupakan hal yang tidak kita ketahui. Sangat sulit untuk mendeteksi sentimen publik Saudi dan militer Saudi," ujar Dorsey.

Berita Lainnya
×
tekid