sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gempa di Filipina Utara tewaskan 5 orang dan puluhan lainnya terluka

Di Provinsi Benguet, seorang pekerja terjepit hingga tewas setelah sebuah bangunan kecil yang sedang dibangun runtuh di kota pegunungan.

Hermansah
Hermansah Rabu, 27 Jul 2022 19:59 WIB
Gempa di Filipina Utara tewaskan 5 orang dan puluhan lainnya terluka

Gempa kuat memicu tanah longsor dan merusak bangunan di Filipina Utara pada Rabu, menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai puluhan lainnya. Di ibu kota, pasien rumah sakit dievakuasi dan orang-orang yang ketakutan bergegas keluar.

Kepala Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina Renato Solidum menyebutkan, gempa berkekuatan 7 skala richter itu berpusat di daerah pegunungan di Provinsi Abra. Dia menggambarkan guncangan di pagi hari sebagai gempa besar.

“Tanah bergetar seperti saya berada di ayunan dan lampu tiba-tiba padam. Kami bergegas keluar dari kantor, dan saya mendengar teriakan dan beberapa rekan saya menangis,” kata Michael Brillantes, petugas keamanan Kota Abra, Lagangilang, dekat pusat gempa.

"Itu adalah gempa paling kuat yang pernah saya rasakan dan saya pikir tanah akan terbuka," kata Brillantes kepada The Associated Press melalui ponsel.

Sedikitnya lima orang tewas, yang sebagian besar dalam reruntuhan bangunan. Seorang warga desa tewas tertimpa lempengan semen yang jatuh di rumahnya di Abra, di mana puluhan lainnya terluka. Di Provinsi Benguet, seorang pekerja terjepit hingga tewas setelah sebuah bangunan kecil yang sedang dibangun runtuh di kota pegunungan La Trinidad.

Ratusan rumah dan bangunan telah mengalami retak dinding, termasuk beberapa yang runtuh di Abra, di mana Presiden Ferdinand Marcos Jr, yang menjabat kurang dari sebulan lalu, berencana untuk melakukan perjalanan pada Kamis untuk bertemu para korban dan pejabat setempat.

Marcos Jr. mengatakan pada konferensi pers bahwa dia berada di kantornya di kompleks istana presiden Malacanang di tepi sungai ketika lampu gantung mulai bergoyang dan membuat suara berdenting. “Itu sangat kuat,” katanya tentang tanah yang bergetar.

Dalam pengalaman mendekati kematian yang mengerikan, jurnalis foto Filipina Harley Palangchao dan rekan-rekannya sedang melakukan perjalanan menuruni bukit dengan dua mobil van di Mountain Province, ketika mereka tiba-tiba mendengar bunyi seperti guntur dan melihat longsoran batu-batu besar sebesar mobil yang menghujani tepat di depan mereka.

Sponsored

Dari kursi bagian tengah, terdengar teriakan teman-temannya di van mereka untuk "mundur, mundur!". Tetapi, ayah tiga anak berusia 44 tahun itu mengangkat kameranya di kursi depan dan memotret apa yang dia khawatirkan bisa menjadi foto terakhir dalam hidupnya. Mobil van di depan mereka ditabrak batu besar, melukai satu orang, tetapi dia dan orang lain di van kedua melaju mundur cukup cepat dan lolos tanpa cedera.

"Saya berpikir setidaknya harus ada sesuatu yang bagus jika sesuatu terjadi pada kami," kata Palangchao kepada AP. “Itu adalah pengalaman yang mengerikan.”

Palang Merah mengeluarkan gambar bangunan tiga lantai yang miring ke arah jalan yang tertutup puing di Abra. Sementara, sebuah video yang diambil oleh seorang saksi yang panik menunjukkan bagian-bagian dari menara gereja batu tua terkelupas dan jatuh dalam awan debu di puncak bukit.

Pasien, beberapa di kursi roda, dan tenaga medis dievakuasi dari setidaknya dua rumah sakit di Manila, sekitar 300 kilometer (200 mil) selatan Lagangilang, tetapi kemudian disuruh kembali setelah petugas menemukan hanya beberapa retakan kecil di dinding.

Kekuatan gempa diturunkan dari magnitudo awal 7,3 setelah analisis lebih lanjut. Gempa itu dipicu oleh pergerakan di patahan lokal pada kedalaman 17 kilometer (10 mil), kata lembaga itu, seraya menambahkan pihaknya memperkirakan kerusakan dan lebih banyak gempa susulan.

Filipina terletak di sepanjang “Cincin Api” Pasifik, sebuah busur patahan di sekitar Samudra Pasifik tempat sebagian besar gempa bumi dunia terjadi. Itu juga dihantam oleh sekitar 20 topan dan badai tropis setiap tahun, menjadikannya salah satu negara paling rawan bencana di dunia.

Sebuah gempa berkekuatan 7,7 menewaskan hampir 2.000 orang di Filipina utara pada 1990.

Sumber : Associated Press

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid