sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jack Ma diduga menghilang usai kritik pemerintah China

Beijing memiliki sejarah kejam terhadap kritik internal.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 04 Jan 2021 15:43 WIB
Jack Ma diduga menghilang usai kritik pemerintah China

Jack Ma telah menghilang dari pertunjukan bakat yang dibuatnya, Africa's Business Heroes, setelah belum lama ini melayangkan kritik terhadap pemerintah China.

Ma diganti sebagai juri di final acara televisi yang merupakan kontes bagi wirausahawan pemula tersebut. Fotonya dihapus dari laman penjurian dan tidak disertakan dalam video promosi ajang itu.

Final Africa's Business Heroes berlangsung pada November 2020, tidak lama setelah miliarder China itu menyampaikan pidato yang mengkritik otoritas China dan bank-bank milik negara.

Pernyataan Ma membuat marah pemerintah China karena kritiknya dianggap menyerang otoritas Partai Komunis.

Kritik Ma kemudian berdampak buruk bagi bisnis teknologi finansial milik Alibaba, Ant Group. Pada November, bursa saham Shanghai dan Hong Kong secara terpisah menangguhkan rencana pencatatan saham perdana (IPO) Ant Group senilai US$37 miliar atas perintah langsung dari Presiden China, Xi Jinping.

Dia tidak pernah terlihat di depan umum sejak itu.

"Karena konflik jadwal, Ma tidak bisa lagi menjadi bagian dari panel juri terakhir dari acara Africa's Business Hero pada tahun ini (2020)," ujar seorang juru bicara Alibaba.

Pada saat final, Ma telah digantikan Lucy Peng, seorang eksekutif di Alibaba.

Sponsored

Anehnya, beberapa minggu sebelum final, Ma mentwit bahwa dirinya tak sabar bertemu para kontestan secara langsung. Sejak itu, tidak ada aktivitas yang terlihat dari akun Twitter ayah tiga anak itu.

Tahun lalu, para kontestan menyampaikan ide-ide mereka langsung kepada Ma karena bertujuan memenangkan hadiah besar yang ditawarkan badan amalnya, Jack Ma Foundation.

Ma adalah salah satu orang terkaya di China. Dalam beberapa tahun terakhir, kontribusinya bagi PBB dan kegiatan amal global dinilai membantu mengharumkan nama China di mata dunia.

Saat pandemi Covid-19 semakin parah, dia menyumbangkan puluhan juta masker wajah secara global. Dia berpasangan dengan tangan kanan lamanya, Joe Tsai, untuk mendonasikan 2.000 ventilator ke New York, Amerika Serikat, karena rumah sakit setempat kekurangan suplai alat kesehatan.

Langkah Ma itu menuai ucapan terima kasih dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Gubernur New York, Andrew Cuomo.

Beijing memiliki sejarah kejam terhadap kritik internal. Pada Maret 2020, seorang taipan properti menghilang setelah menyebut Presiden Xi sebagai "badut" karena penanganannya terhadap Covid-19.

Selain itu, Xian Jianhua, salah satu miliarder China, diculik dari sebuah hotel di Hong Kong pada 2017 dan dibawa ke China daratan secara paksa.

Dia diduga masih menjadi tahanan rumah hingga kini. (Financial Times dan Daily Mail)

Berita Lainnya
×
tekid