sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kematian akibat Covid-19 di Eropa melampaui 250.000 kasus

Jumlah kematian akibat Covid-19 di Eropa menjadikannya wilayah terparah kedua setelah Amerika Latin dan Karibia.

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 19 Okt 2020 11:37 WIB
Kematian akibat Covid-19 di Eropa melampaui 250.000 kasus

Fatalitas akibat Covid-19 di Eropa telah melewati 250.000 kasus pada Minggu (18/10). Hal ini terjadi bahkan setelah negara-negara Eropa meningkatkan pembatasan sosial demi mengatasi kasus infeksi yang melonjak.

Penetapan jam malam untuk jutaan penduduk mulai berlaku di Prancis pada akhir pekan ini dan Swiss mewajibkan semua warganya memakai masker di tempat umum maupun di dalam ruangan.

Di sisi lain, Israel telah berhasil meratakan kurva melalui serangkaian tindakan pencegahan ketat, termasuk larangan bepergian lebih dari satu kilometer dari rumah. Pemerintah mencabut pembatasan itu pada Minggu (18/10) dan kini telah secara bertahap membuka kembali taman kanak-kanak, pantai, dan taman nasional.

Sementara itu, di Australia, Melbourne telah berhasil mengendalikan lonjakan kasus infeksi. Para pejabat mengizinkan lima juta penduduk kota untuk meninggalkan rumah mereka selama lebih dari dua jam sehari untuk pertama kalinya dalam tiga bulan.

Meski begitu, warga hanya diizinkan untuk melakukan perjalanan maksimal 25 kilometer dari rumah jika memiliki keperluan mendesak.

Namun di Eropa, peningkatan kasus mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.

Jumlah kematian akibat Covid-19 di Eropa menjadikannya wilayah terparah kedua setelah Amerika Latin dan Karibia, di mana kematian telah melampaui 350.000.

Inggris tetap menjadi negara yang paling parah terdampak di Eropa dalam hal kematian, mencakup hampir satu per lima dari fatalitas di benua itu.

Sponsored

Prancis mencatat hampir 30.000 kasus baru infeksi Covid-19 pada Minggu, mendekati rekor pada Sabtu (17/10) yakni 32.427 kasus.

Pemerintah setempat telah memberlakukan jam malam yang berlaku mulai pukul 21.00 hingga 06.00 selama setidaknya satu bulan di sembilan kota, termasuk Paris.

Mereka yang melanggar jam malam akan dikenakan denda sebesar US$158, kecuali mereka dapat membuktikan bahwa mereka memiliki alasan kuat dan mendesak untuk keluar dari rumah.

Langkah-langkah tersebut tidak memenuhi batasan yang diberlakukan di banyak negara pada awal tahun, tetapi menimbulkan kekhawatiran akan pembatasan baru yang parah di seluruh benua.

Sementara itu, di Italia, Perdana Menteri Giuseppe Conte pada Minggu (18/10) mengumumkan serangkaian tindakan baru untuk mengatasi meningkatnya jumlah kasus Covid-19, dengan pembatasan diberlakukan di bar dan restoran, serta dorongan untuk meningkatkan frekuensi kerja dari rumah. (Channel News Asia)

Sumber : Channel News Asia

Berita Lainnya
×
tekid