sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Korban tewas akibat coronavirus di China jadi 25 orang

China mengonfirmasi bahwa per Kamis (23/1), terdapat 830 kasus coronavirus jenis baru dan jumlah kematian meningkat jadi 25 orang.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 24 Jan 2020 10:15 WIB
Korban tewas akibat coronavirus di China jadi 25 orang

Pada Jumat (24/1), Komisi Kesehatan Nasional China mengonfirmasi bahwa per Kamis (23/1), terdapat 830 kasus coronavirus jenis baru dan jumlah kematian meningkat jadi 25 orang.

Kemarin, pihak berwenang China telah mengisolasi Kota Wuhan, yang dianggap sebagai pusat penyebaran coronavirus jenis baru. Di hari yang sama, empat kota lainnya di Provinsi Hubei yakni Huanggang, Ezhou, Chibi, dan Zhijiang juga melakukan langkah serupa dengan menutup seluruh jaringan transportasi mereka.

Pemerintah China menawarkan untuk membayar ganti rugi tiket penerbangan dan kereta domestik. Diperkirakan sekitar 246.000 pelancong tiba di Wuhan, baik melalui pesawat atau kereta, pada Kamis sebelum semua akses transportasi dari dan menuju kota tersebut ditutup.

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada Kamis menegaskan kembali travel advisory level dua yang mengindikasikan bahwa warga AS yang menetap atau berencana bepergian ke China diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

Pejabat kesehatan AS telah melakukan screening kesehatan di sejumlah bandara internasional bagi penumpang yang tiba dari Tiongkok. AS mengonfirmasi kasus pertama coronavirus pada Selasa (21/1), setelah seorang pria yang tiba dari Wuhan ditemukan terjangkit virus tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa wabah tersebut merupakan kasus kesehatan darurat di Tiongkok. Namun, mereka menilai bahwa terlalu dini untuk menyebutnya sebagai keadaan darurat global.

"Jangan salah, ini memang merupakan darurat kesehatan di China. Namun, virus ini belum menjadi keadaan darurat global," tutur Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus usai pertemuan darurat badan itu pada Kamis.

WHO mendefinisikan keadaan darurat global sebagai "peristiwa luar biasa" yang memberikan risiko bagi banyak negara dan memerlukan respons internasional yang terkoordinasi.

Sponsored

Pakar-pakar di WHO mengatakan, mereka membutuhkan lebih banyak data sebelum mendeklarasikan wabah coronavirus jenis baru sebagai keadaan darurat global.

Para pejabat kesehatan di seluruh dunia khawatir laju penularan akan meningkat mengingat ratusan juta warga China bepergian ke dalam dan luar negeri selama masa libur Tahun Baru Imlek yang dimulai pada Sabtu (25/1).

Coronavirus jenis baru diyakini bersumber dari pasar hewan di pusat Kota Wuhan. Pada Rabu, sekelompok ilmuwan menyatakan bahwa mereka mungkin memiliki terobosan dalam menemukan sumber asli virus.

Menurut penilaian mereka, ular, terutama yang berjenis Chinese krait dan Chinese cobra, kemungkinan besar bertanggung jawab atas wabah tersebut.

Selain di Kota Wuhan, coronavirus jenis baru telah menyebar ke sejumlah kota di China termasuk Beijing dan Shanghai, bahkan hingga ke Macau dan Hong Kong dengan masing-masing dua kasus.

Virus tersebut juga menyebar ke sejumlah negara yakni Thailand dengan empat kasus, Vietnam yang melaporkan dua kasus, serta AS, Korea Selatan, dan Taiwan yang masing-masing mengonfirmasi satu kasus.

Pada Jumat, Kementerian Kesehatan Jepang mengonfirmasi kasus kedua coronavirus jenis baru. Infeksi itu ditemukan pada seorang pria berusia 40-an yang tinggal di Wuhan dan tiba di Jepang pada Minggu (19/1).

Sementara itu, Singapura mencatat kasus pertama dari coronavirus jenis baru di negara mereka. Kementerian Kesehatan Singapura menyebut bahwa pasien yang terjangkit virus tersebut merupakan pria berusia 66 tahun asal Wuhan yang tiba di Singapura pada Senin (20/1). Dia segera diisolasi setelah tiba di rumah sakit dengan demam dan batuk. Hasil tes kesehatan kemudian mengonfirmasi bahwa dia terinfeksi coronavirus jenis baru. (Reuters, The Guardian, CNBC, dan Al Jazeera)

Berita Lainnya
×
tekid