sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Krisis politik, PM Italia mundur

Conte menuding wakilnya, Salvini, mencari dalih untuk menggelar pemilu lebih awal.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 21 Agst 2019 09:18 WIB
Krisis politik, PM Italia mundur

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengumumkan pengunduran dirinya setelah bersitegang dengan mitra koalisi sekaligus wakilnya, Matteo Salvini.

Berbicara di hadapan senat pada Selasa (20/8), Conte mengatakan Salvini telah mencari dalih untuk menggelar pemilu lebih awal sejak keberhasilan partainya dalam Pemilu Eropa pada Mei.

Dalam Pemilu Eropa, Partai Liga yang dipimpin Salvini berada di puncak dengan meraih 34% suara di Italia, sedangkan mitra koalisinya, Gerakan Bintang Lima, hanya mendapat 17%.

"Merupakan perbuatan yang tidak bertanggung jawab untuk memulai krisis pemerintah. Ini menunjukkan adanya kepentingan pribadi dan partai," kata dia.

Conte memperingatkan bahwa Salvini telah merusak fungsi pemerintah.

"Saya mengambil kesempatan ini untuk mengumumkan bahwa saya akan mengajukan pengunduran diri sebagai kepala pemerintahan," tutur Conte.

Salvini telah mengajukan mosi tidak percaya terhadap Conte. Dia juga mengatakan bahwa dirinya tidak bisa lagi bekerja dengan Gerakan Lima Bintang. Kedua partai tersebut membentuk koalisi untuk memerintah 14 bulan lalu dan mengusung Conte sebagai perdana menteri.

Presiden Italia Sergio Mattarella menerima pengunduran diri PM Conte dan akan mulai berkonsultasi dengan para pemimpin partai pada Rabu (21/8). Sementara ini, dia meminta Conte untuk tetap menjabat selagi diskusi masih berlangsung.

Sponsored

Jika tidak ada kemauan politik untuk membentuk pemerintahan baru, maka presiden akan membubarkan parlemen dan mengadakan pemilu dini.

Menanggapi kritik PM Conte, Salvini membela seruannya untuk mengadakan pemilu lebih awal. Menurutnya, pemerintah telah kehilangan mayoritas di parlemen.

"Saya tidak takut dengan penilaian rakyat Italia," kata dia.

Salvini menambahkan bahwa dia telah dituduh memimpin partai yang menganut fasisme, padahal Partai Liga merupakan satu-satunya partai yang mendorong pemilu yang demokratis.

"Coba bayangkan itu, partai yang menginginkan kediktatoran justru mendorong suara rakyat Italia," ungkap Salvini.

Pemimpin Gerakan Lima Bintang Luigi Di Maio mengatakan partainya siap untuk mengikuti pemilu dini.

Dalam sebuah unggahan di Facebook, Di Maio menegaskan bahwa Partai Liga perlu menjawab kesalahannya karena telah menimbulkan kekacauan di pemerintah sejak pertengahan Agustus.

Meski partai pimpinan Salvini unggul dalam Pemilu Eropa, kemungkinan dia tidak akan memiliki cukup dukungan untuk menjadi perdana menteri.

Sementara itu, Gerakan Lima Bintang dilaporkan telah berdiskusi dengan oposisi berhaluan kiri-tengah, Partai Demokrat (PD), tentang pembentukan koalisi alternatif.

Matteo Renzi, mantan pemimpin PD dan mantan perdana menteri, turut buka suara dan menyatakan bahwa Salvini harus dihentikan. 

Dia menyerukan pemerintahan sementara yang teknokratik, artinya bentuk pemerintahan di mana para pakar teknis atau teknokrat menguasai pengambilan keputusan dalam bidangnya masing-masing.

Sumber : BBC

Berita Lainnya
×
tekid