sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mahathir Mohamad bersedia jual Malaysia Airlines dengan syarat

Sudah empat tahun terakhir Malaysia Airlines gagal masuk 20 besar 100 Top World Airlines.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 27 Jun 2019 12:49 WIB
Mahathir Mohamad bersedia jual Malaysia Airlines dengan syarat

Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengungkapkan niat pemerintah untuk menjual Malaysia Airlines (MAS) dengan syarat identitasnya sebagai maskapai nasional harus dipertahankan.

Dia menyatakan bahwa pemerintah telah membuat banyak perubahan pada MAS, tetapi upaya itu kerap gagal.

"Jadi, kali ini kami harus lebih berhati-hati dalam langkah-langkah yang diambil untuk menghidupkan kembali MAS. Perubahan bukan hanya dalam bidang manajemen, ada banyak hal lain yang salah dengan maskapai itu dan perlu diperbaiki," jelas Mahathir.

Pernyataan PM Mahathir merupakan tanggapan terhadap seruan dua mantan petinggi MAS yang meminta adanya perombakan manajemen setelah maskapai itu kembali gagal mencapai posisi 20 besar dalam survei internasional maskapai penerbangan. Menurut mereka, MAS telah kehilangan martabatnya.

Perhimpunan Pramugari Nasional juga meminta manajemen MAS untuk mundur menyusul laporan bahwa maskapai nasional itu gagal mencapai 20 besar dalam 100 Top World Airlines dalam beberapa tahun terakhir.

MAS menduduki peringkat ke-18 pada 2014 dan kemudian turun menjadi 24 pada 2015, kembali merosot menjadi posisi ke-34 pada 2016, bertengger di posisi 31 pada 2017, dan terperosok lebih jauh lagi menjadi peringkat ke-34 pada 2018.

Pada Maret, Mahathir menyatakan pemerintah sedang mempertimbangkan apakah akan menutup, menjual, atau membiayai kembali maskapai nasional tersebut.

Awal Juni, CEO MAS Izham Ismail memperingatkan pemerintah bahwa menutup MAS merupakan langkah yang salah. Dia mencatat bahwa langkah itu dapat berdampak buruk bagi sejumlah perusahaan dan pemangku kepentingan yang menyediakan layanan kepada maskapai.

Sponsored

Penasihat senior dari Khazanah Research Institute, Jomo Kwame Sundaram, menilai upaya menghidupkan kembali MAS tidak akan mudah.

"Industri penerbangan itu tidak mudah. Bahkan hampir semua maskapai besar Amerika Serikat kini menuju ambang bangkrut, kecuali Delta Airlines," ujar Jomo.

Oleh karenanya, Jomo menyatakan langkah untuk menghidupkan kembali maskapai nasional di tengah lingkungan bisnis yang sulit tidak akan mudah. Menurutnya, rencana perubahan manajemen yang diusung pemerintah perlu ditelaah secara menyeluruh.

"Kita perlu melihat masalah ... Dan mencoba memikirkan langkah yang masuk akal ke depan," kata dia.

Minta maaf atas keterlambatan 

Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Sabu mengeluhkan keterlambatan penerbangan MAS, yang menyebabkan dia melewatkan pertemuan dengan PM Mahathir di London.

Pada Senin (24/6), Kementerian Pertahanan menyatakan penerbangan MH2 terlambat berangkat sekitar 2,5 jam pada 15 Juni. Akibatnya, Menhan Mohamad terpaksa melewatkan pertemuan penting dengan Mahathir di London pada hari berikutnya.

MAS pun segera menanggapi dengan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang sudah terjadi.

"Maskapai mengetahui pertemuan Menhan Mohamad dan kami memastikan bahwa pesawat itu aman untuk terbang karena keselamatan adalah yang paling penting bagi maskapai," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (25/6). (Channel News Asia dan The Star)

Berita Lainnya
×
tekid