sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Malaysia tambah impor gula dari India, upaya damai?

MSM Malaysia Holdings Berhad mengatakan, mereka akan membeli 130.000 ton gula mentah dari India pada Kuartal I-2020.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Jumat, 24 Jan 2020 19:23 WIB
Malaysia tambah impor gula dari India, upaya damai?

Pabrik penyulingan gula utama Malaysia menyebutkan akan meningkatkan pembelian komoditas dari India. Menurut dua sumber, langkah tersebut adalah bagian dari upaya untuk menenangkan New Delhi di tengah pertikaian impor minyak sawit antar kedua negara.

MSM Malaysia Holdings Berhad mengatakan kepada Reuters, mereka akan membeli 130.000 ton gula mentah dari India pada Kuartal I-2020. Pada 2019, perusahaan itu membeli sekitar 88.000 ton gula mentah dari India.

Perusahaan tidak menyebut perselisihan kelapa sawit sebagai alasan peningkatan pembelian tersebut.

India, pembeli minyak nabati terbesar di dunia, bulan ini secara efektif menghentikan impor minyak sawit Malaysia. Kebijakan tersebut merupakan respons atas komentar Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang mengkritik pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi atas kebijakannya di Kashmir.

Malaysia mengatakan akan berusaha mencari pasar lain untuk menjual minyak sawitnya. Namun, upaya itu dinilai tidak akan mudah karena India telah menjadi pembeli terbesar minyak sawit Malaysia selama lima tahun terakhir. 

Pada 2019, India membeli 4,4 juta ton minyak sawit dari Malaysia.

MSM memperkirakan tiga pengiriman gula mentah dari India akan tiba antara Januari dan Februari.

"Ini langkah yang sangat bagus. Ini akan membantu India dalam meningkatkan ekspor gula," ujar Praful Vithalani, presiden Asosiasi All India Sugar Trade ketika ditanya soal langkah MSM.

Sponsored

Menurut data Organisasi Gula Internasional untuk Refinitiv Eikon Malaysia mengimpor total 1,95 juta ton gula mentah pada 2019, . Biasanya, Negeri Jiran membeli lebih banyak dari Brasil dan Thailand dibanding India.

India yang merupakan produsen gula terbesar di dunia tengah mengalami surplus. (CNA)

Berita Lainnya
×
tekid