Redam rasialisme, Biden larang hubungkan Covid-19 dengan China
Trump berulang kali menggunakan istilah "virus Wuhan" dan "kung flu".
Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah melarang untuk merujuk Covid-19 berdasarkan lokasi geografis tertentu. Langkah ini diambil setelah ungkapan seperti "virus China" dan "virus Wuhan" menimbulkan reaksi rasialis.
"Retorika penuh xenofobia telah membuat komunitas Asia-Amerika, beserta keluarga dan bisnis mereka, dalam risiko," tutur Biden dalam memorandum yang dirilis pada Selasa (25/1).
Lebih lanjut, Biden menuturkan bahwa pemerintah federal harus mengakui bahwa mereka telah memainkan peran dalam mendorong sentimen xenofobia melalui tindakan para pemimpin politik yang merujuk Covid-19 berdasarkan lokasi geografis di mana virus pertama kali terdeteksi.
"Rujukan semacam itu telah memicu ketakutan tak berdasar dan mengabadikan stigma tentang komunitas Asia-Amerika," ungkapnya.
"Sentimen tersebut juga berkontribusi dalam peningkatan penindasan, pelecehan, dan kejahatan rasial terhadap komunitas Asia-Amerika," imbuhnya.
Biden tidak secara spesifik merujuk pemimpin politik tertentu dalam memonya, tetapi pendahulunya, Donald Trump, telah berulang kali menggunakan istilah "virus Wuhan", "wabah China", dan "kung flu" untuk menggambarkan Covid-19.
Satu minggu setelah dites positif mengidap Covid-19 pada 2020, Trump menyatakan, dirinya dalam kondisi sangat baik dan bahwa dia akan mengalahkan "virus China yang mengerikan ini".
Istilah-istilah yang digunakan Trump diduga menjadi alasan di balik peningkatan serangan dan pelecehan yang menargetkan komunitas minoritas di AS.
Dalam memonya, Biden memaparkan bahwa dua juta orang Asia-Amerika bekerja sebagai penyedia perawatan kesehatan, berkontribusi pada upaya menghentikan penyebaran Covid-19 di AS.
Aktivis hak asasi Asia-Amerika dan mantan pengacara hak sipil, Aryani Ong, menuturkan bahwa komunitas Asia-Amerika melaporkan lebih dari 2.600 insiden kebencian hanya dalam beberapa bulan pada 2020.
Deskripsi Trump tentang pandemik secara keras dikecam oleh Beijing, yang membantah tuduhannya bahwa SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, mungkin dikembangkan dari laboratorium di Wuhan.
Awal bulan ini, juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying menegaskan bahwa narasi Washington terkait Covid-19 penuh dengan kekeliruan dan tanpa bukti yang konkret. (South China Morning Post)