Rusia dukung dialog damai untuk penyelesaian krisis Venezuela

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menyatakan bahwa ketegangan yang masih terus memuncak di Venezuela disebabkan sanksi sepihak yang diterapkan oleh Amerika Serikat.

Menurutnya, langkah AS menyebabkan ketidakstabilan situasi sosial, merusak aktivitas ekonomi, dan tidak berkontribusi dalam usaha penyelesaian krisis di Venezuela.

Dubes Vorobieva mendorong upaya proaktif dari berbagai pihak internal Venezuela maupun komunitas internasional untuk mengakhiri krisis di Venezuela.

"Rusia dengan tegas menyerukan bahwa krisis itu harus diselesaikan tanpa menggunakan kekerasan," jelasnya dalam jumpa pers di kediamannya di Kuningan, Jakarta, Rabu (10/4).

Negeri Beruang Merah mendorong agar seluruh pihak yang terlibat dalam krisis di Venezuela duduk bersama demi menghentikan konflik dan mencapai masa depan yang damai bagi rakyat serta negara mereka.

"Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah berkali-kali mengatakan bahwa dia siap untuk memulai dialog semacam itu," lanjutnya. "Rusia siap untuk bergabung dalam setiap upaya mediasi yang konstruktif."

Menurut Dubes Vorobieva, perwakilan pemerintah Rusia di Venezuela terus melakukan dialog dengan pihak berwenang setempat dan menyerukan agar diadakannya dialog damai.

Rusia juga menggemakan pesan yang sama di forum internasional seperti Dewan Keamanan PBB dengan mengatakan bahwa ancaman kekerasan, ancaman intervensi militer, dan ancaman sanksi bukan solusi bagi masalah tersebut.

"AS bilang kualitas hidup di Venezuela buruk sehingga warga berdemonstrasi, jadi mengapa mereka membuatnya lebih buruk dengan menjatuhkan sanski?," tuturnya. "Tidak ada logika dalam keputusan AS. Langkah itu merupakan langkah yang tepat untuk diambil jika mau menggulingkan rezim, bukan kalau mereka ingin membantu."

Dubes Rusia menekankan, jika benar ingin membantu meringankan penderitaan warga Venezuela, Washington seharusnya mencabut sanksi mereka dan mengambil jalan damai.