sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rusia: Keluarnya AS dari traktat INF mengancam keamanan global

AS menuduh Rusia melakukan sejumlah pelanggaran dengan menguji dan mengembangkan rudal yang dilarang berdasarkan traktat INF.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 18 Des 2018 16:32 WIB
Rusia: Keluarnya AS dari traktat INF mengancam keamanan global

Pada Oktober 2018, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan niatnya untuk hengkang dari perjanjian nuklir masa Perang Dingin dengan Rusia. Perjanjian dengan sebutan Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty antara kedua negara ini memang tidak berjalan mulus dalam lima tahun terakhir.

AS menuduh Rusia melakukan sejumlah pelanggaran dengan menguji dan mengembangkan rudal yang dilarang berdasarkan perjanjian INF.

Merespons hal tersebut, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menegaskan bahwa pihaknya menolak tuduhan dan segala spekulasi terkait dugaan pelanggaran perjanjian yang disahkan pada 1988 ini. Menurutnya, Rusia telah berkali-kali meminta AS menunjukkan bukti pelanggaran yang mereka tuduhkan.

"Kami telah meminta Washington untuk memberi bukti pelanggaran kami terhadap perjanjian ini. Kami minta AS menyebutkan nama rudal yang memicu spekulasi ini. Dan kami minta mereka untuk menyediakan data objektif yang mereka gunakan untuk menyimpulkan bahwa jangkauan penerbangan rudal Rusia pada saat uji coba melebihi kisaran yang diizinkan berdasarkan perjanjian INF," jelas Dubes Vorobieva di kediamannya di Kuningan, Jakarta, Selasa (18/12).

Menurut Dubes Vorobieva, Rusia sudah meminta sejumlah bukti selama lima tahun sejak tuduhan pertama diluncurkan oleh AS.

"Setelah beberapa tahun, AS memberi tahu nama rudal yang mereka tuduh kami uji dan kembangkan, yang mereka sebut rudal 9M729. Namun, kerangka waktu kegiatan uji coba peluncuran rudal yang AS berikan itu keliru dan telah kami klarifikasi. Tapi tuduhan tetap datang," imbuhnya.

Dubes Vorobieva menekankan, pemerintahnya telah siap dengan bukti yang dapat meluruskan berbagai tuduhan. Kendati demikian, AS enggan bertemu untuk mendiskusikan persoalan ini.

Kemudian atas pernyataan Trump yang mengumumkan niat AS untuk menarik diri dari perjanjian ini, Rusia menyimpulkan bahwa AS tidak lagi tertarik untuk mempertahankan traktat INF.

Sponsored

"Jelas AS tidak lagi tertarik untuk mendapatkan tanggapan substantif atas pertanyaan mereka. Ini menunjukkan bahwa upaya transparansi kami tidak berdampak pada keputusan yang diambil oleh AS dan bahwa mereka telah mengambil semua keputusan jauh sebelum menerima jawaban kami," ungkap Dubes Vorobieva. "Mereka hanya menunggu Rusia untuk mengakui bahwa kami bersalah."

Rusia menilai AS ingin mundur diri dari perjanjian ini demi keuntungan pribadi. Dubes Vorobieva menyebut, Moskow melihat adanya keinginan Washington mendapat akses dan kesempatan untuk menggunakan instrumen militer demi memproyeksikan kekuatannya.

Dengan instrumen militer yang dahsyat, AS dapat memberi tekanan bagi seluruh lawan geopolitik utamanya, termasuk Rusia.

"Kami masih berharap bahwa kami dapat membahas masalah ini dengan AS dan bahwa perjanjian INF akan tetap berlaku. Tetapi sebenarnya kami tidak melihat respons positif dari Washington," jelasnya.

Hubungan Rusia dan Amerika Serikat 

Dubes Vorobieva mengatakan bahwa hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat kini sedang terpuruk. "Ini semua menjadikan AS sebagai mitra yang sangat sulit untuk dihadapi."

Kendati demikian, Rusia tetap menggarisbawahi keinginan mereka untuk memiliki hubungan konstruktif dengan Negeri Paman Sam. Rusia ingin meningkatkan kualitas hubungan sebagai mitra yang setara.

Lebih lanjut, Rusia menilai tindakan AS yang ingin menarik diri dari perjanjian INF akan menyulitkan situasi keamanan global.

"Jika perjanjian ini dibatalkan, hanya akan memancing perlombaan senjata tidak hanya di Eropa tapi juga di Asia. Saya pikir ini bukan hanya masalah antara AS-Rusia tapi juga akan memengaruhi situasi keamanan global," terang diplomat Rusia itu.

Traktat INF, lanjutnya, merupakan salah satu elemen kunci dari kontrol senjata terutama mekanisme kontrol senjata nuklir di dunia. Membatalkannya, akan sangat kontraproduktif terhadap upaya denuklirisasi yang sedang AS lakukan terhadap Korea Utara.

Berita Lainnya
×
tekid