sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Spanyol berusaha pulangkan warganya dari Wuhan

Terdapat sekitar 20 warga Spanyol di Wuhan, Hubei, pusat penyebaran coronavirus.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Senin, 27 Jan 2020 19:55 WIB
Spanyol berusaha pulangkan warganya dari Wuhan

Pemerintah Spanyol bekerja sama dengan China dan Uni Eropa untuk memulangkan warga negaranya dari Kota Wuhan di tengah wabah coronavirus. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Spanyol Arancha Gonzalez Laya pada Senin (27/1).

"Kami tengah bekerja ... dengan konsulat kami di Beijing dan pejabat di China dan Uni Eropa untuk memulangkan sekitar 20 warga Spanyol di Wuhan, Hubei, pusat penyebaran coronavirus. Kami akan terus memperbarui setiap informasi," twit Gonzalez Laya.

Gonzalez Laya tidak memberi rincian lebih lanjut.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Inggris pada Senin menuturkan, pihaknya tengah berupaya untuk menawarkan opsi serupa. Pernyataan Spanyol dan Inggris itu muncul satu hari setelah Prancis mengatakan akan mengevakuasi warganya yang berjumlah sekitar 800 orang dari daerah tersebut.

"Warga negara Prancis akan dipulangkan dengan pesawat ke Prancis, seizin otoritas China. Ini (evakuasi) akan berlangsung pertengahan minggu," ujar Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn pada Minggu (26/1). 

Warga Prancis yang dipulangkan nantinya akan menghabiskan 14 hari di karantina untuk menghindari penyebaran virus di negara itu.

Ada pun Kementerian Luar Negeri AS pada hari yang sama menyatakan bahwa pihaknya akan mengevakuasi personel dari konsulatnya di Wuhan ke AS dan menawarkan kursi terbatas bagi warga AS.

Di Jerman, Menteri Luar Negeri Heiko Maas menerangkan bahwa komite respons krisis pemerintah Jerman akan segera bertemu dengan para ahli medis untuk mengevaluasi situasi. Warga Jerman disarankan untuk menahan diri atau menunda perjalanan tidak penting ke China.

Sponsored

Maas memastikan bahwa Kedubes Jerman di Beijing menjaga komunikasi dengan warganya di Wuhan, yang diperkirakan berjumlah 90 orang.

"Kami tengah membahas dan bersiap untuk semua opsi," kata dia.

Tim konsuler Jerman diperkirakan tiba di Wuhan pada Senin untuk memberi bantuan kepada warga Jerman yang terjebak di kota yang tengah diisolasi itu.

Wabah coronavirus yang dimulai di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, telah menewaskan 81 orang di China dan menginfeksi lebih dari 2.744 secara global. Kebanyakan dari mereka yang terinfeksi berada di China.

Pada Senin, Perdana Menteri Li Keqiang mengunjungi pusat Kota Wuhan, menjadikannya pejabat paling senior pertama yang mengunjungi kota itu sejak virus mematikan menyebar di sana.

Dewan Negara China menyatakan bahwa kedatangan PM Li ke Wuhan adalah untuk menginvestigasi dan membimbing upaya berkelanjutan pengendalian wabah. Li memang telah ditunjuk sebagai ketua kelompok kerja untuk mengatasi epidemi, yang dimulai di sebuah pasar di Wuhan yang menjual hewan liar untuk dikonsumsi.

Kelompok kerja itu telah mengumumkan perpanjangan libur Tahun Baru Imlek yang semula dijadwalkan berakhir pada 30 Januari demi mengurangi arus populasi. Pembatasan transportasi juga diberlakukan.

Selain telah diisolasi, layanan visa dan paspor di Provinsi Hubei telah ditangguhkan hingga 30 Januari. Sejumlah kota lain di China juga mengalami pembatasan pergerakan yang ketat.

Coronavirus dengan cepat menyebar ke berbagai negara. Amerika Serikat mengonfirmasi lima kasus, Australia lima kasus, Korea Selatan lima kasus, Prancis tiga kasus, Thailand delapan kasus, Jepang empat kasus, Taiwan empat kasus, Singapura empat kasus, Vietnam dua kasus, Nepal satu kasus, Kanada satu kasus, dan Malaysia empat kasus. (Reuters, The Guardian, dan CNA)

Berita Lainnya
×
tekid