sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Trump perintahkan pabrik pengolahan daging tetap beroperasi

Menyusul kekhawatiran tentang kekurangan makanan dan gangguan rantai pasokan, Trump merilis perintah eksekutif pada Selasa malam.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 29 Apr 2020 11:50 WIB
Trump perintahkan pabrik pengolahan daging tetap beroperasi

Presiden Donald Trump pada Selasa (28/4) memerintahkan pabrik pengolahan daging tetap beroperasi, meski ada kekhawatiran tentang Covid-19. Serikat pekerja bereaksi dengan keputusan tersebut, mengatakan bahwa para pekerja membutuhkan lebih banyak perlindungan.

Menyusul kekhawatiran tentang kekurangan makanan dan gangguan rantai pasokan, Trump mengeluarkan perintah eksekutif menggunakan UU Produksi Pertahanan untuk mengamanatkan pabrik terus beroperasi.

Perusahaan-perusahaan daging terbesar dunia, termasuk Smithfield Foods Inc, Cargill Inc, JBS USA, dan Tyson, telah menangguhkan operasi di sekitar 20 rumah jagal dan pabrik pengolahan di Amerika Utara menyusul jatuh sakitnya sejumlah pekerja. Kondisi tersebut memicu kekhawatiran global akan kekurangan daging.

John H. Tyson, chairman Tyson Foods, menuturkan pada Minggu (26/4) bahwa rantai pasokan makanan "putus". Dia memperingatkan potensi kekurangan daging.

Perintah eksekutif Trump, yang dirilis pada Selasa malam, menyebutkan bahwa penutupan hanya satu pabrik besar pengolahan daging sapi dapat menyebabkan 10 juta lebih sedikit porsi daging sapi individu dalam sehari. 

"Penutupan semacam itu mengancam kelanjutan fungsi rantai pasokan daging dan unggas nasional, merusak infrastruktur penting selama darurat nasional," ungkap perintah eksekutif Trump.

Seorang pejabat senior mengatakan, pemerintah AS akan memberikan panduan untuk meminimalkan risiko bagi pekerja yang rentan terhadap virus, termasuk mendorong pekerja yang berusia di atas 65 tahun dan mereka yang memiliki isu kesehatan kronis lainnya untuk tinggal di rumah.

Bagaimanapun, serikat pekerja menyambut keputusan eksekutif Trump dengan catatan.

Sponsored

"Meskipun kami memiliki keprihatinan yang sama tentang pasokan makanan, perintah eksekutif hari ini untuk memaksa pabrik pengepakan daging tetap beroperasi harus mengutamakan keselamatan pekerja terlebih dahulu," ujar serikat pekerja United Food and Commercial Workers International Union (UFCW) pada Selasa.

UFCW, yang merupakan serikat pekerja pengepakan daging terbesar di AS, menuntut agar pemerintah memaksa perusahaan-perusahaan daging untuk memberi peralatan perlindungan tingkat tinggi kepada pekerja rumah jagal dan memastikan pengujian coronavirus jenis baru setiap hari.

Perintah eksekutif Trump, sebut UFCW, akan memberikan perlindungan hukum bagi perusahaan jika karyawan terpapar virus di tempat kerja.

UFCW menyatakan bahwa lebih dari 6.500 pekerja pemrosesan daging dan makanan telah terinfeksi atau terpapar Covid-19, dan 20 orang di antaranya meninggal.

Pejabat senior AS lainnya menuturkan jika tindakan tidak diambil, sebagian besar pabrik pengolahan dapat ditutup untuk jangka waktu tertentu, mengurangi kapasitas sebanyak 80%. 

Presiden serikat pekerja terbesar di AS, AFL-CIO, Richard Trumka menegaskan, "Menggunakan perintah eksekutif untuk memaksa orang kembali bekerja tanpa perlindungan yang tepat adalah salah dan berbahaya."

Di lain sisi, beberapa petani menilai bahwa perintah eksekutif itu terlambat karena babi-babi telah di-eutanasia.

"Jujur, ini sedikit terlambat. Ada jutaan daging babi yang tidak akan pernah sampai ke pasar," kata petani dari Clinton, North Carolina, Henry Moore.

Dalam beberapa pekan terakhir, Moore telah menggugurkan ribuan anak babi yang belum lahir dan melakukan eutanasia terhadap bayi-bayi babi yang baru lahir menyusul tidak beroperasinya pabrik pengolahan.

Kritikus atas perintah eksekutif Trump menggarisbawahi bahwa pabrik-pabrik pengolahan daging ditutup karena sebuah alasan.

"Penutupan pabrik bertujuan untuk pembersihan dan menyelamatkan nyawa pekerja. Jika pemerintah telah mengembangkan persyaratan keselamatan memadai sejak awal sebagaimana mestinya, ini tentu tidak akan menjadi masalah," kata Presiden Retail, Wholesale and Department Store Union Stuart Appelbaum. (Reuters dan BBC)

Berita Lainnya
×
tekid