sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Badan PBB untuk pengungsi Palestina didera krisis keuangan terburuk

Hilangnya bantuan AS memiliki dampak korosif terhadap kemampuan badan tersebut untuk membantu orang-orang yang rentan.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 06 Mei 2020 13:17 WIB
Badan PBB untuk pengungsi Palestina didera krisis keuangan terburuk

Berjuang untuk mengatasi Covid-19 di kamp-kamp di Timur Tengah, badan PBB yang mendukung pengungsi Palestina pada Selasa (5/5) mengatakan bahwa mereka hanya memiliki cukup uang untuk beroperasi sampai akhir Mei menyusul pemangkasan bantuan dari Amerika Serikat.

Pada 2018, pemerintahan Donald Trump menghentikan pembayaran tahunan sebesar US$360 juta kepada UNRWA, yang memberikan bantuan kepada sekitar 5,5 juta pengungsi terdaftar di Tepi Barat, Jalur Gaza, Yerusalem Timur, Yordania, Lebanon, dan Suriah.

Direktur kantor UNRWA di Washington Elizabeth Campbell menuturkan bahwa hilangnya bantuan AS memiliki dampak korosif terhadap kemampuan badan tersebut untuk membantu orang-orang yang rentan.

"Kami pada dasarnya beroperasi berdasarkan bulan ke bulan. Saat ini, kami memiliki dana untuk membayar 30.000 pekerja perawatan kesehatan kami sampai akhir bulan ini," kata Campbell.

Dia menekankan bahwa UNRWA hanya mendapat sepertiga dari anggaran tahunannya sebesar US$1,2 miliar. Organisasi tersebut, menurut Campbell, mengalami krisis keuangan terburuk sejak mulai beroperasi sekitar 70 tahun silam.

Campbell menambahkan bahwa pihaknya tengah berusaha menyumbat kekurangan sebesar US$800 juta sebagian dengan meminta bantuan dari negara-negara Eropa dan Teluk.

"Donasi dari Uni Eropa, Inggris, Jerman, Swedia, Kanada, dan Jepang telah membantu mengisi kesenjangan anggaran UNRWA pada 2020," ujar Campbell, seraya menambahkan bahwa Arab Saudi juga telah menyediakan dana bagi proyek khusus.

AS sejauh ini merupakan donor terbesar UNRWA sebelum akhirnya memangkas pendanaannya, menyerukan reformasi, dan mengusulkan agar jatahnya dialihkan ke negara-negara penerima pengungsi.

Sponsored

Pengungsi Palestina sebagian besar adalah keturunan dari sekitar 700.000 warga Palestina yang diusir dari rumah-rumah mereka atau melarikan diri dalam Perang 1948, yang melahirkan Israel. Hampir sepertiga tinggal di 58 kamp, di mana UNRWA menyediakan layanannya.

Menyusul merebaknya Covid-19, UNRWA telah mengambil langkah pencegahan baik di dalam maupun sekitar kamp, menutup 276 sekolahnya yang diikuti oleh hampir 300.000 anak.

UNRWA juga telah meluncurkan permintaan darurat senilai US$14 juta bagi penanganan coronavirus jenis baru, dan mengatakan mereka akan mengajukan permintaan bantuan lain yang lebih besar dalam beberapa hari mendatang.

Sumber : Reuters

Berita Lainnya
×
tekid