WNI positif coronavirus di kapal pesiar jadi 4 orang

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Judha Nugraha mengatakan bahwa pada Rabu (19/2), total WNI yang terinfeksi coronavirus jenis baru di kapal pesiar yang tengah bersandar di Jepang meningkat jadi empat orang.

Keempat WNI tersebut termasuk dalam 78 WNI yang bekerja sebagai kru di kapal pesiar Diamond Princess. Kapal itu berlabuh di Yokohama sejak awal Februari.

"Ada perkembangan, kemarin, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan ada tiga WNI yang positif. Nah, setelah itu kami diberitahu bertambah satu WNI lagi," ujar Judha dalam jumpa pers di M Bloc, Jakarta, pada Rabu (19/2).

Judha menjelaskan, dua WNI telah dirawat di rumah sakit di Kota Chiba dan dua lainnya di rumah sakit di Tokyo.

"Pihak KBRI Tokyo sudah mengirimkan tim untuk mengunjungi dua rumah sakit tersebut untuk memantau kondisi mereka," kata dia. "Informasi terakhir yang saya dapat, kondisi mereka stabil."

Masa karantina Diamond Princess berakhir pada Rabu, namun masih belum ada kejelasan mengenai nasib para WNI yang bekerja di kapal pesiar tersebut. Ketika ditanya apakah para WNI akan dievakuasi ke Indonesia, Judha mengatakan bahwa persoalan tersebut masih dibicarakan pihak KBRI Tokyo dengan Kementerian Luar Negeri Jepang.

Pemerintah Indonesia juga membicarakan opsi evakuasi WNI dengan pihak perusahaan induk Diamond Princess karena para WNI masih terikat kontrak kerja.

"Kami sudah berkomunikasi dengan pihak perusahaan dan sudah memanggil dua manning agency (agen penempatan dan perekrutan awak kapal) yang ada di Indonesia untuk memastikan hak-hak mereka sebagai pekerja tetap terpenuhi," tambah Judha.

Pihak perusahaan induk Diamond Princess di Jepang pun disebut telah berdiskusi dengan pemerintah setempat terkait nasib kru.

Wabah coronavirus jenis baru telah menewaskan 2.010 secara global termasuk enam kematian di luar China daratan yakni dua di Hong Kong serta masing-masing satu di Taiwan, Jepang, Filipina, dan Prancis. Virus yang disebut Covid-19 tersebut telah menginfeksi lebih dari 75.000 orang di seluruh dunia.