sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

3 strategi Kemenkes cegah stunting

Fokus diarahkan bagi wanita sebelum melahirkan, baik remaja di kelas tujuh ke atas dan juga pada saat ibunya hamil.

Gempita Surya
Gempita Surya Jumat, 12 Agst 2022 09:18 WIB
3 strategi Kemenkes cegah stunting

Pemerintah menargetkan angka stunting di Indonesia turun dari 24% ke 14% pada 2024. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, ada tiga upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan untuk mencegah stunting di Indonesia.

Hal itu disampaikan Budi dalam sambutannya di acara Kampanye Gizi Seimbang dan Pemecahan Rekor MURI yang diselenggarakan oleh Pemprov Jabar, Kamis (11/8).

“Kita sudah belajar bahwa intervensi atau program yang harus diakukan untuk bisa menurunkan stunting. Fokus diarahkan bagi wanita sebelum melahirkan, baik remaja di kelas tujuh ke atas dan juga pada saat ibunya hamil. Itu adalah titik yang paling rawan menyebabkan stunting,” kata Budi seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (12/8).

Budi menjelaskan, upaya pertama pencegahan stunting yakni pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi para remaja putri. Kegiatan ini telah diupayakan melalui pemberian TTD mingguan bagi remaja putri, aktivitas fisik, dan konsumsi makanan bergizi seimbang yang dilakukan di lingkungan satuan pendidikan.

“Untuk remaja kita harus pastikan mereka tidak kekurangan gizi dan zat besi. Jadi, harus ada program untuk memastikan para remaja kita sebelum hamil tidak kekurangan zat besi, salah satunya dengan pemberian TTD di sekolah-sekolah,” terang Budi.

Kemudian, langkah kedua yakni dengan pemberian TTD, pemeriksaan kehalalan, dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil. Menurut Budi, gizi pada ibu hamil harus tercukupi agar janin dalam kandungan dapat berkembang dengan baik.

“Gizi dan zat besi pada ibu hamil harus tercukupi, programnya adalah kita kasih makan yang cukup. Untuk melaksanakan ini kita butuh bantuan Pemda. Kita juga memberikan USG ke seluruh puskesmas, kita wajibkan ibu-ibu datang minimal enam kali selama sembilan bulan, untuk melihat perkembangan janinnnya cukup atau tidak. Kalau tidak, kita bisa segera lakukan intervensi,” paparnya.

Budi menyampaikan, upaya ketiga adalah melalui pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan. Menurut Budi, protein hewani bisa diperoleh dari berbagai sumber di sekitar dengan harga yang terjangkau.

Sponsored

“Yang paling penting menurunkan stunting dengan menambahkan protein hewani seperti telur, ikan, ayam, daging dan susu. Terserah di masing-masing daerah yang tersedianya, yang penting protein hewani,” ujarnya.

Ketiga program tersebut mendesak untuk dilaksanakan. Budi mengatakan, pihaknya telah menambahkan dua metode pengukuran yang harus diperhatikan oleh petugas kesehatan guna memastikan pencegahan stunting berjalan optimal.

Untuk remaja putri, pemberian TTD dilakukan dengan mengukur kadar hemoglobin dalam darah menggunakan alat HB meter. Alat cek HB ini telah tersedia dan siap didistribusikan ke seluruh puskesmas di Indonesia.

“Pemerintah pusat sudah membeli 10.000 HB Meter mobile untuk seluruh puskesmas, yang bisa dibawa ke sekolah-sekolah untuk mengikuti apakah udah cukup zat besinya. Kalau belum berarti setiap hari harus minum TTD,” lanjut Menkes.

Sementara untuk ibu hamil, pengukuran zat besi dan gizi dilakukan dengan penyediaan USG di semua puskesmas. Melalui alat ini, perkembangan dan pertumbuhan bayi bisa terpantau, sehingga jika ada kondisi yang tidak sesuai dapat segera terdeteksi.

“Pengadaan USG ini akan dilakukan bertahap. Tahun ini 60%, tahun depan sisanya 40%. Dipilih USG, karena USG bisa mengukur panjang bayi di dalam janin. Kalau saat diukur tubuhnya pendek, kami jadi tahu ibunya kekurangan gizi, jadi melakukan intervensi lebih banyak untuk menambah gizi sang ibu,” terang Menkes.

Dengan dukungan dan kolaborasi lintas sektor dan program, Menkes optimis ketiga program intervensi tersebut dapat berhasil dan mampu mengurangi angka kejadian stunting di Indonesia.

“Kalau ketiganya bisa kita lakukan, insya Allah stunting bisa turun, dukungan seluruh pihak sangat penting untuk memastikan intervensi ini berjalan optimal,” ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid