sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Film Aruna & Lidahnya diputar di Berlinale Jerman

Film Aruna & Lidahnya terpilih untuk diputar dalam Festival Film Internasional Berlin (Berlinale), Jerman, 11–12 Februari 2019.

Robertus Rony Setiawan
Robertus Rony Setiawan Kamis, 07 Feb 2019 00:54 WIB
Film Aruna & Lidahnya diputar di Berlinale Jerman

Kisah persahabatan empat pecinta kulinari yang diangkat dalam film Aruna & Lidahnya terpilih untuk diputar dalam Festival Film Internasional Berlin (Berlinale), Jerman, 11–12 Februari 2019. 

Dalam diskusi dan pemutaran film Aruna & Lidahnya di Djakarta Theatre XXI, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (6/2) petang, hadir sutradara Edwin. Puluhan penonoton menghadiri acara yang digelar tertutup untuk media pers ini.

Dengan nada kalem, Edwin mengungkapkan bahwa ia cukup senang juga yakin dengan kekhasan karya sehingga membuat filmnya terpilih. Dia mengatakan, akan bersiap untuk memasarkan film Aruna & Lidahnya dalam festival tersebut. Edwin akan hadir bersama tiga pemeran utama, yakni Nicholas Saputra, Dian Sastrowardoyo, dan Hannah Al Rasyid.

“Ya masuk akal-lah film ini ada di Berlinale, karena ada program khusus kulinari di festival itu. Jadi masuk akal film Aruna & Lidahnya masuk ke sana,” ucapnya setelah menahan napas sejenak. 

Edwin menyebut, dari beberapa kategori program di Berlinale, selain film, sutradara Kamila Andini terpilih sebagai juri festival. Berlinale tahun ini akan digelar pada 7–17 Februari 2019.

Secara penyelenggaraan, program sinema kuliner di Berlinale memasuki tahun ke-13. Kali ini, tema yang diangkat ialah “Taste for Balance”. Dalam laman Berlinale disebutkan, program ini akan memutar 10 film dokumenter dan dua film fiksi bertema kuliner. 

Film-film itu berkisar dalam hubungan antara makanan, budaya, dan politik. Premis keseimbangan sebagai motto dalam program tersebut terungkap dari penuturan Festival Director Dieter Kosslick: “Mempertahankan rasa yang seimbang dan pas bukan hanya sebuah ide yang baik bagi diet sehat, melainkan juga sebuah resep untuk merawat demokrasi.”

Sementara itu, promosi dan investasi film Indonesia dalam Berlinale menjadi hal pokok yang akan diupayakan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). 

Sponsored

Joshua Simandjuntak selaku Deputi Pemasaran Bekraf dalam siaran pers mengatakan, penonton akan diberikan pengalaman menonton Aruna & Lidahnya melalui acara makan malam.

“Jadi bukan cuma melalui audio visual, tapi juga dapat dirasakan lidah,” ujar Joshua. 

Sebanyak lima course meal oleh para chef di Berlin akan disediakan sebagai hasil interpretasi atas kuliner Indonesia. Edwin juga memandang, pengalaman dalam memproduksi Aruna & Lidahnya memberinya pembelajaran baru.

“Agak menantang karena bagaimana menampilkan rasa yang dikecap lidah lewat gambar dan suara itu butuh ketelitian dan skill tersendiri,” ungkapnya.

Di samping untuk mempromosikan filmnya, Edwin melihat kesempatan baik baginya untuk hadir di Berlinale 2019. Sembari merendah, dia berkata “Ini bukan perlombaan. Kami di sana untuk memperkenalkan film ini, untuk bertemu dengan penonton yang lebih banyak.” 

Dia pun akan memanfaatkan Berlinale untuk bertukar pikiran dengan sineas dari negara lain.

“Bagaimana film bisa memotret kondisi terkini di negaranya masing-masing. Bagi saya itu bisa memperkaya kita,” pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid