sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

International Ethnic Music Festival kembali hadir secara luring

International Ethnic Music Festival merupakan program untuk menciptakan ruang apresiasi secara luas bagi para pemusik tradisional.

 Atikah Rahmah
Atikah Rahmah Selasa, 08 Nov 2022 19:29 WIB
International Ethnic Music Festival kembali hadir secara luring

Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menggelar International Ethnic Music Festival yang sudah memasuki tahun ketiga, sejak diselenggarakan pertama kali pada 2019 dengan nama Etno Musik Festival. Dalam perhelatan di tahun kedua pada 2021, festival ini berganti nama menjadi International Ethnic Music Festival karena telah melibatkan para pemusik tradisi dari luar negeri.

Berbeda dengan tahun lalu yang berlangsung secara virtual, kali ini acara dilaksanakan secara luring (luar jaringan) atau tatap muka di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat, selama dua hari, pada 7 dan 8 November 2022.

International Ethnic Music Festival merupakan program yang dibuat untuk menciptakan ruang apresiasi secara luas bagi para pemusik tradisional baik di nusantara maupun dunia, melihat belakangan ini kurangnya perhatian publik terhadap musik tradisional, dan hanya dipentaskan di tempat-tempat tertentu dengan audiens yang terbatas atau kadang hanya dari kalangan internal masyarakatnya sendiri.

Menuru anggota Komite Musik Komite Dewan Kesenian Jakarta Imam Firmansyah, yang juga beraktivitas sebagai composer musik tradisi,

“Banyak yang perlu diperkenalkan kedahsyatan musik tradisi Indonesia. Terlebih, musik tradisi juga punya peluang yang luas untuk bisa dikembangkan dan bisa dikolaborasikan dengan musik apapun,” ujarnya.

Selain menyediakan ruang apresiasi baru, festival ini diharapkan bisa mendorong terjadinya dialog antarmusisi tradisional di tengah zaman yang terus berubah, sehingga memunculkan gagasan-gagasan yang inovatif dalam pelestarian dan pengembangan musik tradisional, agar terus relevan dengan pendengar musik sekarang yang umumnya kaum muda. Dengan begitu ke depan, musisi-musisi tradisional bisa terus beregenerasi dan musik tradisional sendiri, tak hanya menjadi warisan leluhur yang tinggal menunggu waktu kepunahannya. Kemunculan generasi baru yang hidup dalam peradaban digital memberikan peluang terciptanya pemetaan kembali musik tradisional melalui media-media baru.

Senada dengan Imam Firmansyah, Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta lainnya, Cholil Mahmud yang juga dikenal sebagai vokalis dan gitaris Efek Rumah Kaca, menambahkan, “Banyak banget yang kita harapkan bisa digali lagi agar benar-benar para pemusik bisa hidup dari memainkan musik tradisi, penontonnya juga merasa punya kebanggaan, punya kesenangan, kangen dengerin musik tradisi.” kata dia

International Ethnic Music Festival 2022, ada dua sesi diskusi mengenai pengembangan dan pelestarian musik tradisi. Pertama ialah diskusi tentang ekosistem musik tradisional di Indonesia, yang akan diisi oleh Jabatin Bangun (etnomusikolog dari Institut Kesenian Jakarta), Gilang Ramadhan (musisi), dan Nyak Ina Raseuki (musisi); kedua, diskusi mengenai penciptaan karya musik baru berbasis tradisi yang akan diisi oleh Rino Dezapaty (musisi tradisional), Hery Budiawan (musikolog dari Universitas Negeri Jakarta), dan Boo Boo Sianturi (musisi). Selain itu, akan ada penampilan enam musisi tradisi dari dalam dan luar negeri, yakni Rapai Pase (Aceh), Timur Jauh (Ternate), Riau Rhythm (Riau), Kadapat (Bali), Sinar Baru (Tangerang), dan Leon Gilberto Medellin (Meksiko), Cristina Duque (Ekuador), dan Victor Hugo (Meksiko) yang nantinya secara khusus akan mengisi sesi masterclass tentang musik dan tari Amerika Latin.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid