close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi kopi./Foto minhthai0105/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi kopi./Foto minhthai0105/Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup
Selasa, 23 September 2025 17:00

Kafein tingkatkan kegigihan dalam menyelesaikan tugas

Kafein dapat membantu seseorang bertahan lebih lama saat mencoba menyelesaikan tugas yang sulit atau bahkan mustahil untuk dipecahkan.
swipe

Kafein—yang biasanya terdapat dalam kopi—adalah stimulan yang bekerja dengan cara menstimulasi otak dan sistem saraf pusat untuk membantu seseorang tetap waspada dan mencegah kelelahan. Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Human Psychopharmacology: Clinical and Experimental bahkan menemukan pengaruh yang lebih besar dari kafein.

Studi tersebut menemukan, kafein dapat membantu seseorang bertahan lebih lama saat mencoba menyelesaikan tugas yang sulit atau bahkan mustahil untuk dipecahkan. Efek ini terutama terasa pada orang yang baru saja mengalami stres.

Penelitian ini dilakukan lewat tiga eksperimen yang melibatkan 329 mahasiswa dari Amherst College, Amerika Serikat. Para peneliti menggunakan serangkaian tugas yang dirancang khusus dengan beberapa bagian yang sengaja dibuat tak dapat dipecahkan. Tujuannya, untuk melihat seberapa lama peserta tetap berusaha setelah mereka menyelesaikan bagian yang memang mudah dipecahkan.

Pada percobaan pertama, peserta dibagi secara acak menjadi tiga kelompok, yakni tanpa permen karet, permen karet plasebo tanpa kafein, dan permen karet yang mengandung 40 miligram kafein. Usai mengunyah permen karet selama lima menit, mereka diminta menyelesaikan dua jenis tugas.

Pertama, tugas gambar tersembunyi. Peserta harus menemukan objek dalam gambar yang kompleks, tetapi satu objek sengaja dihilangkan sehingga tidak mungkin ditemukan.

Kedua, tugas anagram. Peserta harus menyusun huruf menjadi kata, dengan satu kata yang sengaja dibuat mustahil untuk dipecahkan. Kegigihan diukur dari berapa lama peserta terus mencoba setelah semua bagian yang bisa dipecahkan selesai.

Pada percobaan ketiga, peneliti menyelidiki bagaimana stres memengaruhi efek kafein. Mereka menggunakan tes stres air dingin—sebuah metode standar untuk memicu stres psikologis ringan. Dalam tes ini, peserta diminta memasukkan tangan ke dalam air es sambil diamati, yang biasanya memicu peningkatan kadar kortisol, terutama 20-30 menit setelah tes dilakukan.

Setelah menjalani tes stres atau tes kontrol dengan air hangat, peserta diberi permen karet yang mengandung kafein 0 miligram atau 100 miligram, kemudian diminta menyelesaikan tugas gambar tersembunyi. Hasilnya, peserta yang mengalami stres justru menyelesaikan tujuh objek yang dapat dipecahkan lebih cepat dibandingkan peserta yang tidak mengalami stres.

Penelitian ini juga menemukan adanya interaksi signifikan antara stres dan kafein terhadap kegigihan. Pada peserta yang mengalami stres, mereka yang mengonsumsi kafein bertahan lebih lama dan menghabiskan lebih banyak waktu mencoba menemukan objek yang sebenarnya tidak ada, dibandingkan dengan peserta stres yang tidak mendapatkan kafein. Sebaliknya, pada peserta yang tidak mengalami stres, kafein justru sedikit mengurangi kegigihan.

“Kafein tampaknya memiliki efek positif terhadap ketekunan dalam menyelesaikan tugas, tetapi efek ini sangat dipengaruhi oleh tingkat stres,” ujar penulis utama studi sekaligus profesor psikologi James E. Ostendarp di Amherst College, Sarah M. Turgeon kepada PsyPost.

Para peneliti menekankan, kegigihan merupakan perilaku yang kompleks, dipengaruhi banyak faktor psikologis dan fisiologis. Kafein mungkin meningkatkan kegigihan dengan cara mengurangi rasa lelah sehingga peserta tetap termotivasi, mengubah persepsi terhadap usaha dan imbalan, atau memengaruhi sistem neurotransmiter seperti dopamin, norepinefrin, dan adenosin.

Selain itu, hormon stres seperti kortisol juga diperkirakan berperan, tetapi mekanismenya masih belum jelas. Turgeon juga menekankan, studi ini hanya berfokus pada satu bentuk ketekunan, yaitu terus mengerjakan tugas visual atau verbal yang mustahil diselesaikan. Belum diketahui apakah kafein memiliki efek yang sama pada ketekunan dalam konteks lain, seperti mengerjakan proyek jangka panjang atau tetap fokus tanpa terganggu dalam waktu lama.

Meski hasil penelitian ini mendukung gagasan kalau kafein dapat meningkatkan kegigihan dalam situasi tertentu, para peneliti juga mengakui adanya beberapa keterbatasan. Salah satunya, fakta kalau peserta yang mencapai batas waktu tugas harus dikeluarkan dari analisis kegigihan. Hal ini bisa memengaruhi hasil penelitian.

Keterbatasan lain, kurangnya data mengenai kebiasaan konsumsi kafein peserta sebelumnya. Walau peserta diminta untuk tidak mengonsumsi kafein beberapa jam sebelum eksperimen, tingkat toleransi awal mereka terhadap kafein tidak diukur secara ketat. Hal ini berpotensi memengaruhi respons mereka terhadap permen karet yang mengandung kafein.

 “Kami sedang berupaya merancang tugas yang lebih baik untuk mengatasi keterbatasan ini dan memverifikasi temuan kami,” ujar Turgeon kepada PsyPost.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan