sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kanker mulut intai pengguna gigi palsu

Sebesar 3-4% dari total kasus kanker di Indonesia merupakan kanker mulut.

Ghalda Anisah
Ghalda Anisah Jumat, 13 Nov 2020 20:28 WIB
Kanker mulut intai pengguna gigi palsu

Kita kadang menganggap rasa tidak nyaman di rongga mulut sebagai seriawan, apa pun penyebabnya. Padahal, banyak faktor yang memengaruhinya.

Drg. Rusmawati mengatakan, yang sering disebut dengan seriawan oleh orang awam seperti luka di dalam rongga mulut dengan bentuk membulat disebut sebagai "afte".

“Dari namanya saja udah rekurer atau dapat berulang kambuh. Ini merupakan hal umum yang pernah terjadi dan semua orang pasti pernah merasakan," katanya dalam webinar, Jumat (13/11).

Dirinya menerangkan, sampai kini belum diketahui pasti penyebab seriawan. Namun, penyakit ini memiliki faktor pendukung dan yang paling sering terjadi karena trauma mekanis, terutama terhadap pengguna gigi palsu.

"Biasanya orang-orang yang menggunakan gigi palsu dalam waktu yang cukup lama kemudian longgar dan sudah tidak nyaman, jadi sering menimbulkan luka pada bagian yang selalu berbenturan. Dan hal ini juga dapat menyebabkan kanker phobi pada pasien, terutama pasien yang menggunakan gigi palsu," paparnya.

Berdasarkan data, kasus kanker rongga mulut secara global mencapai 5,5% dari total kasus kanker. Sebesar 2% dari semua kematian akibat kasus kanker karena kanker rongga mulut, sehingga berada di urutan keenam pada jenis keganasan yang paling umum di Asia.

"Untuk Indonesia sendiri, kanker mulut merupakan 3-4% dari semua kasus kanker yang terjadi dan angka kematian rongga mulut adalah 2-3% dari total kematian akibat keganasan”, jelasnya.

Karenanya, Rusmawati meminta masyarakat mampu membedakan antara seriawan dengan kanker mulut dari waktu penyembuhannya, tingkat kesembuhannya, dan lokasinya. 

Sponsored

Dia menerangkan, gejala kanker mulut beragam, seperti seriawan lebih dari sebulan, rasa sakit di rongga mulut tidak sembuh, pembengkakan pada dagu akibat pembengkakan kelenjar limfa submandibular, rasa ganjal di tenggorakan tidak hilang, kesulitan mengunyah dan menelan, gigi goyang atau tanggal di sekitar tumor, benjolan pada leher, penurunan berat badan, serta dan bau mulut.

Sayangnya, ungkapnya, penyakit ini masih dipandang sebelah mata, khususnya oleh mereka yang menyirih, lantaran kebiasaan itu memiliki zat-zat berbahaya dan dapat memicu kanker mulut.

Berita Lainnya
×
tekid