Banyak dari kita yang terbiasa meneguk segelas air sebelum tidur, dengan anggapan bahwa tubuh akan tetap terhidrasi sepanjang malam. Namun, kebiasaan ini tak jarang berujung pada hal yang mengganggu: terbangun di tengah malam untuk buang air kecil. Hal ini bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga berdampak pada kualitas tidur, yang dalam jangka panjang bisa memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
Para ahli kesehatan menyarankan agar konsumsi air dalam jumlah besar di malam hari sebaiknya dihindari. Menurut Cleveland Clinic, minum terlalu dekat dengan waktu tidur dapat menyebabkan gangguan tidur akibat meningkatnya kebutuhan buang air kecil pada malam hari (nocturia). Idealnya, seseorang disarankan untuk berhenti minum air sekitar dua hingga tiga jam sebelum tidur. Ini memberi waktu bagi tubuh untuk memproses cairan dan mengurangi risiko terbangun saat tidur nyenyak.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Dr. Vikki Petersen, seorang ahli kesehatan fungsional yang diwawancarai oleh MindBodyGreen. Ia menjelaskan bahwa meskipun penting menjaga hidrasi sepanjang hari, minum terlalu dekat dengan waktu tidur bisa mengganggu siklus tidur alami. Bahkan, untuk orang-orang yang mengalami gangguan tidur kronis, buang air kecil tengah malam bisa memperburuk kondisi tersebut.
Namun begitu, bukan berarti kita harus menghindari minum sama sekali di malam hari. Bila tubuh terasa haus atau jika Anda perlu minum obat, meneguk sedikit air tetap diperbolehkan. Yang penting adalah memperhatikan jumlahnya dan menghindari konsumsi berlebihan. Menurut Sleep Foundation, sips kecil air masih aman, tapi minum satu gelas besar air dalam satu waktu menjelang tidur lebih mungkin mengganggu tidur malam.
Hidrasi memang penting, tapi kualitas tidur tak kalah penting. Terbangun beberapa kali di malam hari dapat mengganggu siklus tidur REM, yang berdampak pada konsentrasi, daya ingat, hingga sistem imun keesokan harinya. Oleh karena itu, menyiasati waktu minum air adalah bagian dari strategi tidur yang sehat.
Siklus tidur REM (Rapid Eye Movement) adalah tahap tidur yang ditandai dengan aktivitas otak yang mirip dengan saat terjaga, gerakan mata cepat, dan sering kali terjadi mimpi. Siklus ini penting untuk memproses emosi, mengonsolidasikan ingatan, dan mempersiapkan tubuh untuk bangun.
Berapa Banyak Air yang Ideal Diminum Setiap Hari?
Tubuh manusia terdiri dari sekitar 60% air. Tidak heran jika air memainkan peran vital dalam hampir semua fungsi tubuh, dari mengatur suhu tubuh, mendukung pencernaan, hingga mengalirkan nutrisi dan oksigen ke sel.
Jumlah air yang dibutuhkan setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan. Namun secara umum, menurut The U.S. National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, pria dewasa disarankan mengonsumsi sekitar 3,7 liter cairan per hari, sedangkan wanita sekitar 2,7 liter. Angka ini mencakup semua sumber cairan, termasuk air dari makanan seperti buah-buahan dan sayuran.
Harvard Medical School menyarankan agar kita tidak terobsesi menghitung gelas demi gelas, tetapi lebih pada mendengarkan sinyal tubuh. Haus adalah indikator alami, begitu juga warna urin. Jika urin Anda berwarna kuning pucat, kemungkinan besar Anda cukup terhidrasi. Sebaliknya, warna kuning tua atau bahkan kuning pekat bisa menjadi tanda bahwa tubuh kekurangan cairan.
Dalam praktik sehari-hari, strategi sederhana untuk menjaga hidrasi adalah memulai hari dengan segelas air begitu bangun tidur, kemudian menjaga asupan air secara bertahap sepanjang hari. Minum setelah makan, setelah beraktivitas fisik, atau ketika tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, lelah, atau pusing. (sleepfoundation,harvardhealth, MindBodyGreen)