close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pemain timnas sepak bola Indonesia./Foto pssi.org
icon caption
Pemain timnas sepak bola Indonesia./Foto pssi.org
Sosial dan Gaya Hidup - Olahraga
Kamis, 25 September 2025 17:00

Kenapa menit bermain sangat penting dalam sepak bola?

Patrick Kluivert pernah menekankan pentingnya menit bermain bagi para pemain timnas.
swipe

Pelatih tim nasional sepak bola Indonesia Patrick Kluivert sudah menunjuk 28 pemain yang akan dibawa ke Jeddah, Arab Saudi untuk meladeni babak keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Arab Saudi dan Irak.

Yang mengejutkan, Kluivert mengabaikan nama-nama yang biasanya menjadi langganan saat era pelatih Shin Tae-yong, seperti Marselino Ferdinan, Mess Hilgers, Ivar Jenner, Rafael Struick, Pratama Arhan, dan Asnawi Mangkualam. Kluivert juga tak memanggil Adrian Wibowo, yang debut bersama timnas Indonesia saat melawan Libanon dalam FIFA match day pada 8 September lalu.

Apakah ini ada hubungannya dengan menit bermain para pemain di klub masing-masing? Saat jumpa pers di Jakarta pada 12 Januari lalu, Kluivert menegaskan pentingnya menit bermain di klub bagi para pemain timnas. Dia menilai, faktor ini merupakan caranya melihat kebugaran setiap pemain.

“Jika para pemain tidak punya menit bermain di klub, maka kamu tidak bisa dapat kesempatan. Kami juga harus diskusikan situasi dengan pelatih fisik pemain di klub. Hal-hal semacam ini sangat penting,” ujar Kluivert, dikutip dari Antara.

Pelatih berpengalaman yang kini menjadi Direktur Teknis PSMS Medan Rahmad Darmawan pun menekankan pentingnya menit bermain untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pemain sepak bola.

“Kalau mereka (pemain) punya kesempatan main di Eropa dan menjadi pemain inti, mereka (harus tetap) di Eropa. Tapi kalau di Eropa juga cuma duduk di bangku cadangan, lebih bagus main di sini,” kata Rahmad kepada Antara.

Menit bermain

Pemain yang tak dipanggil Kluivert bisa jadi karena kurang waktu bermain—selain juga kalah bersaing di posisinya. Marselino Ferdinan misalnya, yang kini baru saja dipinjamkan ke klub Slovakia, AS Trencin dari Oxford United, belum pernah bermain. Sejak tahun lalu bergabung dengan Oxford United, Marselino hanya bermain sekali dalam waktu 14 menit.

Sebelum menolak tawaran perpanjangan kontrak dengan timnya FC Twente, transfer yang gagal ke Stade Brest, dan akhirnya dibekukan klub, Mess Higers sebenarnya punya catatan mentereng di Eredivisie. Dia bermain sebanyak 108 kali di Eredivisie, dengan 7.971 menit, menyumbangkan tiga gol dan dua asis. Sejak “dibekukan” FC Tweente musim ini, Hilgers tak pernah main lagi.

Penyerang timnas sepak bola Indonesia Ole Romeny merayakan gol kemenangan Indonesia atas China di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (5/6). /Foto Instagram @oleromeny

Direktur Vereniging van Contractspelers (VVCS) atau Serikat Pemain Profesional Belanda, Louis Everard menyebut, kasus Hilgers sangat serius. “Ini tampak seperti penyalahgunaan wewenang oleh klub. Dia tidak bermain selama dia tidak memperpanjang kontraknya, bahkan diakui secara terbuka,” ujar Everard kepada Voetbal International.

Ivar Jenner yang bermain bersama Utrecht U21 di Keuken Kampioen Divisie musim ini baru mencatatkan empat kali bermain, dengan total 74 menit, meski menyumbang satu gol bagi timnya.

Rafael Struick, meski sudah bermain di Liga Super Indonesia bersama Dewa United, juga tampaknya masih kesulitan menjadi pilihan utama. Dia baru melakoni tiga laga dengan total 96 menit.

Di Los Angeles FC yang bermain di Major League Soccer (MLS), Adrian Wibowo baru mendapat kesempatan dua kali bermain, hanya 16 menit. Namun, dia bermain cukup banyak, 13 kali, dengan 782 menit di MLS Next Pro—liga yang terdiri dari tim-tim cadangan (reserve sides) dari klub MLS dan tim independen.

Pratama Arhan dan Asnawi Mangkualam tak buruk-buruk amat di klubnya masing-masing di Thai League 1 atau Liga Thailand. Arhan yang bermain di Bangkok United, sudah bermain tiga kali dengan total 100 menit. Sementara Asnawi, yang sudah bergabung sejak musim lalu, musim ini bermain empat kali dengan 234 menit pertandingan.

Arhan mungkin kalah saing dengan pemain terpilih di posisinya, seperti Dean James, Yance Sayuri, Calvin Verdonk, dan Shayne Pattynama. Sedangkan Asnawi, juga barangkali kalah saing dengan Sandy Walsh dan Kevin Dicks.

Mengapa waktu bermain penting?

Waktu bermain, terutama bagi pesepakbola muda, sangat penting. Dikutip dari Parkland Travel Soccer, proses perkembangan pemain dimulai dari belajar keterampilan tanpa tekanan lawan, lalu meningkat ke latihan dengan tekanan ringan, dan akhirnya menuju situasi penuh tekanan seperti dalam pertandingan.

Langkah terakhir sangat penting karena bermain dalam pertandingan kompetitif menambah tantangan nyata, seperti berhadapan dengan lawan yang tidak dikenal, tekanan dari penonton, mengenakan seragam resmi, dan tidak bisa selalu mendapat arahan langsung dari pelatih.

“Seorang pemain tidak benar-benar menguasai keterampilan sampai ia bisa menerapkannya dengan sukses dalam pertandingan kompetitif,” tulis Parkland Travel Soccer.

Para peneliti dalam studi yang diterbitkan di jurnal Biology of Sport pada 2023 pernah menganalisis pengaruh waktu bermain efektif terhadap performa fisik pemain berdasarkan posisinya dalam sepak bola. Mereka menggunakan data dari 267 pertandingan Bundesliga Jerman musim 2018/2019, dengan total 3.731 catatan individu pemain.

Temuan utama penelitian ini menunjukkan, waktu bermain efektif memiliki pengaruh yang jelas terhadap performa fisik pemain dalam pertandingan. Jarak total tempuh dan jumlah akselerasi adalah parameter yang paling banyak terpengaruh. Sementara itu, jarak lari intensitas tinggi, jarak sprint, dan kecepatan maksimum cenderung lebih stabil dan hanya sedikit berubah.

Secara umum, pola pengaruh waktu bermain efektif mirip di hampir semua posisi. Namun, gelandang sayap dan penyerang menunjukkan pola yang sedikit berbeda. Gelandang sayap kurang bisa meningkatkan jarak total dan jumlah akselerasi, tetapi mampu mempertahankan jarak sprint dan kecepatan maksimal ketika waktu bermain efektif bertambah. Sedangkan penyerang justru mengalami penurunan terbesar dalam jarak sprint dan kecepatan maksimal ketika waktu bermain efektif meningkat.

“Dalam pertandingan dengan waktu bermain efektif yang panjang—lebih dari 65 menit—pemain selain kiper secara rata-rata menempuh jarak total 1 kilometer lebih jauh dan melakukan 66 akselerasi lebih banyak dibandingkan pertandingan dengan waktu bermain efektif yang lebih pendek—kurang dari 50 menit,” tulis para peneliti.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan