Barangkali sudah biasa kita menyaksikan atlet mendengarkan musik lewat earphone sebelum bertanding. Biasanya hal itu dilakukan untuk membuat rileks dan menjaga konsentrasi. Namun, apakah asupan kafein juga berpengaruh, terutama terhadap performa atlet?
Sebuah penelitian eksperimental yang diterbitkan di jurnal Psychopharmacology menemukan, kombinasi antara dosis rendah kafein dan musik saat pemanasan bisa meningkatkan performa atlet taekwondo dalam simulasi pertarungan.
Atlet yang mengonsumsi minuman berkafein sambil mendengarkan musik sebelum bertanding menunjukkan waktu serangan yang lebih lama, serta peningkatan jumlah aksi menyerang dan bertahan dibandingkan dengan mereka yang hanya mendengarkan musik atau hanya mengonsumsi kafein.
Taekwondo adalah seni bela diri asal Korea Selatan yang mengandalkan tendangan cepat dan kuat, serangan yang presisi, serta disiplin mental yang tinggi. Performa dalam taekwondo bergantung pada perpaduan kemampuan fisik, keterampilan teknis, faktor psikologis, dan taktik bertarung.
Kemampuan fisik dan keterampilan teknis biasanya dibentuk lewat latihan jangka panjang, sedangkan faktor psikologis seperti kepercayaan diri, fokus, dan kondisi emosional dapat berubah dengan cepat dan sangat memengaruhi hasil pertandingan. Selain itu, penilaian taktis, yakni kemampuan menentukan waktu dan cara menyerang atau bertahan, juga berperan penting dalam menentukan kemenangan.
Para peneliti berhipotesis, inuman berkafein dosis rendah (3 mg/kg kafein) yang dikombinasikan dengan musik favorit selama pemanasan akan memberikan efek sinergis yang mampu meningkatkan performa atlet taekwondo.
Partisipan dalam studi ini terdiri dari 16 atlet taekwondo pria yang tergabung dalam tim nasional Tunisia atau telah berkompetisi di tingkat tertinggi nasional selama minimal 5 tahun. Rata-rata para partisipan telah berlatih taekwondo selama 9 tahun.
Para peneliti menyiapkan dua jenis minuman: satu mengandung 3 mg/kg kafein, satu lagi mengandung tepung bukan kafein (plasebo). Kedua minuman itu dilarutkan dalam 200 mililiter air. Untuk mencegah bias, baik partisipan maupun peneliti tidak mengetahui jenis minuman yang diberikan. Prosedur ini dikenal seabgai pembutaan ganda, di mana minuman disiapkan oleh peneliti lain yang tak berinteraksi langsung dengan partisipan.
Penelitian ini melibatkan enam kondisi perlakuan, antara lain tidak minum dan tidak mendengarkan musik (kontrol), minum minuman berkafein tanpa musik, minum minuman plasebo tanpa musik, minum minuman berkafein sambil mendengarkan musik, minum minuman plasebo sambil mendengarkan musik, dan hanya mendengarkan musik tanpa minum.
Dalam setiap sesi, peserta terlebih dahulu mengonsumsi minuman sesuai kondisi perlakuan (bila melibatkan minuman). Setelah 50 menit, mereka melakukan pemanasan standar dengan atau tanpa musik, tergantung pada kondisi yang dijalankan. Selanjutnya, para atlet mengikuti simulasi pertarungan taekwondo yang terdiri dari tiga ronde berdurasi dua menit, dengan waktu istirahat satu menit di antara tiap ronde.
Setiap peserta menjalani keenam kondisi perlakuan dalam urutan acak yang berbeda. Di antara setiap kondisi, terdapat jeda selama tujuh hari sebagai “periode pencucian” untuk memastikan efek dari perlakuan sebelumnya tidak terbawa ke sesi berikutnya. Simulasi pertarungan dilakukan antara peserta yang berada pada kondisi perlakuan yang sama, dengan dua hingga empat atlet berpartisipasi secara bersamaan.
Hasil penelitian menunjukkan, kombinasi minuman berkafein dan musik saat pemanasan memberikan peningkatan performa tempur paling signifikan. Dibandingkan dengan kondisi yang hanya melibatkan minuman berkafein atau musik saja, peserta yang mengonsumsi kafein sambil mendengarkan musik menunjukkan waktu reaksi dan lompatan yang lebih cepat, serta waktu serangan yang lebih lama.
Dalam kondisi kafein plus musik ini, mereka juga melakukan lebih banyak aksi menyerang dan bertahan, memiliki detak jantung yang lebih rendah (menandakan efisiensi kardiovaskular yang lebih baik), dan melaporkan perasaan lebih positif setelah pertarungan.
“Gabungan dosis rendah kafein dan musik pemanasan dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan performa pertarungan taekwondo pada atlet pria,” tulis para peneliti, dikutip dari PsyPost.