sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tingkat konsumsi gula tinggi, RI hadapi masalah serius obesitas

Satu dari tiga orang dewasa atau sekitar 68% dari total penduduk mengalami kegemukan yang berlebih.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Jumat, 12 Nov 2021 16:11 WIB
Tingkat konsumsi gula tinggi, RI hadapi masalah serius obesitas

Indonesia menghadapi masalah serius terkait obesitas mengingat tingkat konsumsi gula yang tinggi. Satu dari tiga orang dewasa atau sekitar 68% dari total penduduk mengalami kegemukan yang berlebih bahkan satu dari lima anak usia 5-12 tahun (20%) juga mengalami hal sama, yang dapat memicu diabetes dan hipertensi.

Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Elvieda Sariwati, menyatakan, obesitas yang dialami masyarakat Indonesia disebabkan faktor makanan dan minuman. Makanan dan minuman olahan merupakan jenis konsumsi terbesar hingga 32,7%.

“Pola makan merupakan faktor risiko nomor satu yang berkontribusi pada kematian dan kecacatan di Indonesia, disusul dengan kurangnya aktivitas fisik, diet tidak sehat, dan konsumsi tembakau,” ucapnya dalam webinar "Bergerak Cegah Obesitas" yang disiarkan kanal YouTube Bappenas RI, Jumat (12/11).

Elvieda menerangkan, hanya 4,8% orang yang mengonsumsi 50 gram gula atau kurang dari itu dalam sehari. Sisanya dalam takaran berlebihan yang menjadi salah satu pemicu obesitas.

Kemenkes pun membuat sejumlah kebijakan penanggulangan, antara lain promosi kesehatan, edukasi perilaku hidup sehat, dan identifikasi dini potensi obesitas dengan mengukur indeks massa tubuh serta lingkar perut. Jika kadung obesitas, masyarakat diwajibkan mendatangi fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.  

Dirinya mengakui, gerakan pencegahan obesitas di masyarakat menemui beragam tantangan. Penyelesaiannya juga butuh kerja sama lintas sektor, tidak hanya tanggung jawab Kemenkes.

Menurut Elvieda, pemangku kebijakan perlu mengawasi produk panggan berkalori tinggi; reformulasi produk; hingga kewajiban pencantuman komposisi gula, garam, dan minyak di setiap kemasan pangan. Masyarakat pun berhak memperoleh akses terhadap ketersediaan buah dan sayur, sarana olahraga umum, serta jalur sepeda dan pejalan kaki.

Tantangan ini makin besar karena adanya pergeseran kebiasaan masyarakat akibat pengaruh teknologi. Kurangnya olahraga lantaran terlalu lama menggunakan gawai, salah satunya.

Sponsored

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, sepakat tentang tantangan dalam arah perbaikan gizi di Indonesia. Karenanya, dia mengklaim, orientasi pemerintah kini adalah memperbaiki konsumsi makanan untuk perbaikan gizi penduduk.

Perbaikan gizi ini dilakukan untuk memperbaiki generasi dengan tujuan jangka panjang, termasuk pencegahan terhadap kekurangan gizi, gizi berlebih, atau obesitas.

Perbaikan gizi di Indonesia sudah menjadi perhatian sejak 1934. Namun, menurun drastis saat masa Perang Dunia dan perang kemerdekaan. Upaya peningkatan gizi kembali meningkat sejak 1950 hingga sekarang.

Berita Lainnya
×
tekid